blank
Pegawai di lingkungan Setda melakukan absensi di dalam kantor sebelum memulai aktivitas kerja. Foto : hana eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Dalam rangka mencegah penularan Covid-19, sistem absensi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Grobogan akan diubah menggunakan aplikasi di smartphone. Sebelumnya, para pegawai melakukan absensi dengan menggunakan sidik jari atau finger print sejak Januari 2020. Namun, pada bulan Maret, penggunaan absensi finger print tidak diwajibkan, guna menghindari penularan Covid-19.

Kepala Diskominfo Grobogan, Wiku Handoyo menjelaskan, absensi berbasis aplikasi dalam smartphone ini dibuat untuk pengganti absen menggunakan finger print. Nantinya, para pegawai, baik PNS, honorer maupun tenaga lepas dapat melakukan absensinya dengan scanning wajah lewat aplikasi tersebut.

“Melalui aplikasi ini, para pegawai dapat melakukan absen yaitu dengan cara mengirimkan foto diri dan posisinya harus berada di lingkungan kantor masing-masing,” jelas Wiku, Rabu (2/9/2020).

Sementara itu, Sekretaris Daerah Grobogan, Mohammad Soemarsono mengungkapkan, kebijakan mengubah sistem absensi dengan menggunakan muka ini diharapkan tidak menyebabkan penularan Covid-19. Selain itu, penggunaan absensi berbasis android ini juga memberikan efisiensi yakni tidak terjadi penumpukan di satu tempat.

blank
Absensi dengan scanning wajah dipergunakan untuk mencegah penularan Covid-19. Foto : hana eswe.

“Biasanya absen di sana bergerombol, apalagi menjelang batas waktu absen.  Nah, dengan sistem yang baru itu nanti akan menghilangkan sistem bergerombol tersebut.”

“Kemudian yang ketiga, cara absen dengan hp bisa dilakukan di area kerja masing-masing, sehingga sosial distancing bisa kita lakukan. Itulah tujuannya sistem ini.”

“Saat ini masih uji coba, jadi nanti pelaksanaanya per Januari 2021. Nanti, kita sempurnakan lagi. Jadi, jika nanti ada kendala bisa segera diatasi, contohnya hp yang berbasis iOS atau iPhone dan Android versi lama,” kata Soemarsono, Selasa (2/9/2020).

Menurut dia, absensi berbasis android ini merupakan inovasi daerah. Uji coba akan dilakukan hingga akhir tahun 2020 ini dengan tetap dievaluasi.

“Kita juga melihat referensi-referensi di daerah lain. Selama pandemi ini, kita absensinya memakai cara manual. Finger print kita hentikan untuk mengantisipasi penularan covid sehingga tidak menjadi cluster. Jadi sejak pandemi, finger print kita hentikan sampai nanti kita menggunakan sistem yang baru,” tambahnya.

Hana Eswe-Wahyu