BANTUL (SUARABARU.ID) – Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama dengan bank milik pemerintah memfasilitasi marketplace pelaku usaha mikro kecil dan menengah dalam memasarkan produk mereka.
“Kalau di dinas kami itu ke depan dan ini dalam perencanaan kami kerja sama dengan BRI (Bank Rakyat Indonesia) yang sudah punya marketplace yang bisa kita mintakan fasilitasi UMKM kita, kita sudah rapat,” kata Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Bantul Agus Sulistiyana di Bantul, Selasa.
Dia mengatakan, dalam kerja sama untuk memfasilitasi marketplace para pelaku UMKM itu dengan prinsip kemitraan sehingga memang nantinya sesuai hasil koordinasi dengan pihak perbankan. Instansinya akan menyodorkan data UMKM yang memang bisa masuk kriteria.
“Nanti tentunya dari BRI akan mengakurasi datanya, tapi data semuanya kita sodorkan ke sana agar diakurasi mana yang sekiranya bisa masuk marketplace-nya BRI, karena misalnya mohon maaf kalau pedagang tempe jelas tidak mungkin dipasarkan secara online,” katanya.
Karena itu, kata dia, dalam fasilitasi marketplace produk UMKM itu nantinya juga ada kriteria yang akan dibicarakan lebih lanjut, mengingat jumlah pelaku industri kecil di Bantul mencapai ribuan dan berbagai jenis usaha yang memang punya segmen pasar masing-masing.
“Tetapi itu suatu konsep yang bagus ketika bisa kerja sama marketplace lewat bank, bahkan sudah disampaikan nanti entah tahun depan akan dibangun showroom (ruang pamer) di BRI, jadi nanti UMKM kita akan kita daftarkan ke sana untuk ikut di situ,” katanya.
Menurut dia, perlunya fasilitasi market place atau pasar online para pelaku UMKM, karena diakui masih banyak pelaku usaha yang belum memanfaatkan online dalam memasarkan produk, karena selain keterbatasan akses juga masih belum melek teknologi informasi.
“Banyak sekali yang belum online, seperti yang tua-tua itu kan tidak paham apa itu email dan sebagainya, karena kan UMKM itu sebaran variasi jenisnya sangat luar biasa banyak, mulai dari pedagang somay, pedagang tempe rumahan pedagang tahu, peyek, keripik,” katanya.
“Tetapi saya selalu mengimbau mereka punya anak, cucu, saudara yang saya yakin bisa mengajari, karena sekarang itu yang namanya teknologi informasi itu mutlak harus dilakukan oleh UMKM ketika mau berkompetisi, dan bisa memasarkan dan sebagainya,” katanya.
Ant/Muha