SEMARANG (SUARABARU.ID)– Sebuah mekanisme denda bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Jawa Tengah yang melanggar protokol kesehatan, sedang disiapkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Tidak menutup kemungkinan, denda dalam bentuk uang akan diterapkan bagi ASN yang kedapatan tidak memakai masker, atau tidak mempedulikan jaga jarak.
Hal itu disampaikan Ganjar, usai memimpin rapat evaluasi penanganan covid-19 di Gedung A Lantai 2 Kantor Pemprov Jateng, Senin (3/8/2020). Rapat evaluasi rutin itu, membahas banyak hal, salah satunya soal denda pelanggar protokol kesehatan.
BACA JUGA : Dusun Girpasang Dinilai Gubernur Jateng Punya Potensi Wisata Luar Biasa Besar
”Sekarang di Indonesia lagi ramai klaster penularan di kantor-kantor. Maka kantor sendiri harus mempersiapkan dan memperbaiki protokol kesehatannya. Saya tadi minta, daripada menghukum masyarakat, kita coba latihan dulu dengan menghukum diri sendiri. Maka saya minta disiapkan konsepnya, mulai ASN dulu, yang melanggar akan didenda,” kata Ganjar.
Menurutnya, tidak ada alasan bagi ASN untuk melanggar protokol kesehatan saat bekerja. Jika nantinya denda yang diterapkan berupa uang, maka tidak ada alasan ASN tidak memiliki uang untuk membayar denda itu.
”Kalau nggak punya uang, ya tak potong gajinya. Saya minta ini disiapkan dan segera disimulasikan,” tegasnya.
Penerapan denda di kalangan ASN, lanjut Ganjar, sangat penting agar menjadi contoh kepada masyarakat. Apabila para ASN tertib dan menaati protokol kesehatan, serta yang melanggar didenda, maka tingkat kepercayaan publik pada pemerintah akan meningkat.
Grafik Meningkat
”Ini akan saya dorong, karena ini momentum untuk memberikan contoh demi perbaikan. Saya minta segera disiapkan dan disimulasikan,” tegasnya.
Selain soal denda, rapat evaluasi itu juga membahas persebaran covid-19 di Jateng. Menurut dia, persebarannya saat ini merata dan cenderung terus meningkat.
”Grafiknya terus meningkat, karena memang kita giatkan testing terus. Maka saya minta Bupati/Wali Kota tidak lelah untuk terus sosialisasi, termasuk laboratorium kami cek dan masih proporsional untuk memenuhi target pemeriksaan per hari,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menambahkan, klaster perkantoran memang menjadi sorotan. Dari beberapa daerah, klaster perkantoran menyumbang cukup besar kasus terkonfirmasi positif covid-19.
”Maka kami usulkan, agar program Jogo Kerjo bisa benar-benar direalisasikan. Agar di kantor pemerintahan, swasta maupun instansi lain seluruh pekerjanya bisa terlindungi dari penyebaran covid-19,” tukas dia.
Heri Priyono-Riyan