blank

SEMARANG (SUARABARU.ID) Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor penting dan menjadi potensi untuk menambah devisa negara. Salah satunya adalah melalui ekowisata atau ekoturisme (ecotourism) yang memiliki keunggulan-keunggulan dibanding jenis wisata lainnya.

Dan ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pembelajaran dan pendidikan. Juga memiliki makna berbeda dibanding wisata alam pada umumnya, yaitu kegiatan wisata yang memiliki tanggungjawab kepada alam, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Bisa dikatakan, hal yang membedakan antara ekowisata dengan wisata alam pada umumnya adalah kegiatan wisata yang mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal, menghormati kepercayaan masyarakat sekitar dan pendidikan lingkungan.

Diungkapkan oleh Kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Indriyasari, bahwa ada beberapa destinasi (tempat wisata) ekowisata di Kota Semarang yang diprioritaskan untuk dibuka kembali, baik yang dikelola masyarakat maupun pemerintah salah satunya adalah Hutan Wisata Tinjomoyo.

blank“Dengan maksimal dan berbagai macam cara kita upayakan, agar sektor pariwisata di Kota Semarang secepatnya kembali bangkit setelah selama hampir empat bulan mati suri akibat pandemi covid19. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan pelatihan pemandu ekowisata,” kata Indriyani.

Pelatihan Pemandu Ekowisata 2020 itu sendiri, dilaksanakan selama tiga hari mulai hari. Senin-Rabu (27 – 29 Juli 2020 ) lalu, yang diikuti 40 peserta, dan dibuka di Hotel Dafam Semarang.

Menurut Iin, selama tiga bulan kedepan usai pelatihan, akan dilakukan pendampingan kepada peserta pelatihan. Sebagai bentuk upaya maksimal untuk menghidupkan dan menggerakkan kembali kepariwisataan di Kota Semarang. Sebab ekowisata itu sendiri, tidak saja berhubungan dengan pengelolaan pariwisata saja, tetapi juga keterlibatan masyarakat sekitarnya.

“Apabila ekowisata hidup,pengelola serta kuliner termasuk oleh~oleh aksesoris maupun makanan khas yang di sajikan juga kembali hidup termasuk ekonomi masyarakatnya dapat hidup,” jelasnya.

Dalam pelatihan pemandu ekowisata yang seharusnya digelar September 2020 mendatang, namun diajukan bulan Juli ini, seluruh peserta juga diperkenalkan jalur wisata menuju sumber mata air dikawasan hutan wisata Tinjomoyo sekaligus diperkenalkan pula sejarah asal muasal hutan Tinjomoyo.

Dilakukan penyusuran mencari air bersih, untuk meningkatkan pelayanan wisata dihutan wisata tinjomoyo. Peserta diajak menuju mata air yang dahulu pernah dipakai memenuhi kebutuhan kebon binatang Tinjomoyo.

(Absa_Smg)