blank
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, menyusuri jurang bersama timnya, untuk menyerahkan bantuan daging kurban dan sembako. Foto: heri priyono

KLATEN (SUARABARU.ID)– Kedatangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di rumah Padmo Sudarno (70), Sabtu (1/8/2020), langsung disambut senyum ramahnya. Mbah Padmo yang merupakan sesepuh Dusun Girpasang, Desa Tegalmulyo, Klaten ini mempersilakan Ganjar masuk dan beristirahat.

Maklum saja, saat Ganjar tiba, nafasnya terlihat ngos-ngosan. Bagaimana tidak, untuk sampai di rumah Mbah Padmo, Ganjar harus jalan kaki naik turun jurang selama kurang lebih 45 menit. Jalan setapak yang dibuat dari semen itu meliuk-liuk di bawah jurang, dengan kedalaman sekitar 150 meter.

Monggo mlebet riyin pak, ngaso mriki (silakan masuk dulu pak, istirahat dulu-red),” sapa Mbah Padmo.

BACA JUGA : Masjid di Kanwil Kemenag, jadi Jujugan Gubernur Shalat Id

Ganjar pun langsung masuk ke rumah sederhana milik Mbah Padmo itu. Setelah meneguk teh hangat dan jadah goreng, Ganjar menerangkan maksud tujuannya berkunjung ke Dusun Girpasang.

Kulo mriki sepindah silaturahmi mbah, kalih niki mbeto daging kurban kanggo warga (saya kesini untuk silaturahmi mbah, sekalian membawa daging kurban untuk warga-red),” terang dia.

Ganjar memang memperingati Hari Raya Idul Adha tahun ini sedikit berbeda. Jika biasanya dia berkurban dengan mengirim sapi ke masjid-masjid, kali ini dia rela mengunjungi desa terpencil di Klaten itu, untuk membagikan daging kurban.

Dusun Girpasang, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten itu, terletak di atas bukit dengan akses jalan satu-satunya harus melalui jurang cukup dalam.

blank
Jalan berliku naik turun jurang harus dilakui Ganjar dan timnya. Foto: heri priyono

Jarang Dikunjungi
Untuk menuju Dusun Girpasang, jalan satu-satunya dengan berjalan kaki naik turun anak tangga, menyusuri jurang. Sementara daging kurban dan sembako yang dibawa Ganjar dari Semarang, diangkut menggunakan gondola kecil ala kadarnya, yang biasa digunakan warga mengangkut barang.

Di kampung itu hanya dihuni 12 kepala keluarga. Jumlah jiwa yang hidup di desa itu sebanyak 37 orang. Ganjar pun langsung memberikan daging kurban dan sembako kepada warga.

”Biasanya saya tiap tahun memang mencari desa yang jarang dikunjungi, apalagi mendapatkan bantuan hewan kurban. Maka saya ke sini untuk membantu membagi daging kurban dan sembako, agar masyarakat disini bisa menikmati,” terang Ganjar.

Dia pun berharap, masyarakat tetap hidup rukun dan menjaga kesehatan. Apabila ada hal yang mendesak, warga diminta untuk tidak segan meminta bantuan pada pemerintah.

”Masyarakat di sini sudah biasa hidup menyatu dengan alam. Tapi pemerintah tidak tinggal diam, maka kami telah memberikan bantuan untuk renovasi rumah warga, dan akan saya usahakan pembangunan jembatan,” imbuhnya.

blank
Mbah Padmo menjamu Gubernur Jateng, dengan suguhan ala kadarnya. Foto: heri priyono

Suka Cita
Sebenarnya lanjut dia, pihaknya sudah mengusulkan bantuan jembatan untuk Dusun Girpasang kepada pemerintah pusat. Bantuan itu sudah disetujui, namun karena adanya covid-19, dana di kementerian di-refocusing.

”Nanti saya ajukan lagi, mudah-mudahan tahun depan sudah ada jembatannya. Apa pun bentuknya, yang penting transportasi warga bisa mudah, khususnya dalam kondisi darurat,” tukasnya.

Sementara itu, bantuan daging kurban dan sembako itu diterima masyarakat Girpasang dengan suka cita. Mereka tidak menyangka, seorang Gubernur mau datang ke tempat terpencil itu, hanya untuk memberikan daging kurban.

Seneng sanget, maturnuwun sanget kalih Pak Ganjar Pranowo, sampun dugi mriki. Awit mbah buyut sampe sak niki, tembe sepindah niki diparani gubernur (senang sekali, kami berterimakasih sekali sama Pak Ganjar Pranowo, sudah datang ke sini. Sejak kakek buyut sampai sekarang, baru sekali ini didatangi gubernur-red),” ungkap Mbah Padmo.

Dia pun kemudian mendoakan, agar Ganjar dan keluarga tetap diberikan kesehatan dan anugerah dari Tuhan. ”Mugi panjang umur lan wilujeng kanugrahan (semoga panjang umur dan mendapatkan anugerah-red),” tutur Mbah Padmo mengakhiri doanya.

Heri Priyono-Riyan