SEMARANG (SUARABARU.ID)– Seluruh anggota DPRD Jateng akan di tes swab, jika kedapatan reaktif saat dilakukan tes rapid. Hal ini menyusul meninggalnya salah satu anggota dewan dari Fraksi Golkar, Syamsul Bahri, yang diduga positif covid-19.
Ketua DPRD Jateng, Bambang Kusriyanto menyatakan hal itu, di sela-sela kegiatan tes rapid seluruh anggota dewan, sekaligus penutupan Gedung DPRD Jateng, Senin (13/7/2020).
”Setelah ada info Pak Syamsul Bahri meninggal dunia diduga covid-19, maka langsung kita sampaikan ke Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Jateng, untuk gedung dewan disterilkan dulu,” katanya.
BACA JUGA : Ganjar Minta Kontak Erat Almarhum Syamsul Bahri Di-Tracing
Area gedung yang disterilkan meliputi seluruh ruang komisi yang ada di lantai tiga dan juga ruangan fraksi yang ada di lantai empat Gedung Berlian. Sejumlah petugas dari dinas kesehatan juga melakukan penyemprotan disinfektan, sembari melakukan penutupan keseluruhan lantai ruangan.
”Saya minta hari ini lantai tiga ditutup, dan orang-orang yang bersinggungan dengan almarhum diperiksa. Sekitar 50 anggota dewan hari ini hadir, dan nanti kita lihat hasil akhirnya. Kalau misal di rapid ada yang reaktif, maka langsung semuanya di-swab. Mudah-mudahan nggak ada yang reaktif,” harap dia.
Sementara itu, anggota DPRD Jateng dari Komisi E Fraksi PKB, Abdul Hamid, menambahkan, agar nantinya para anggota dewan bisa lebih berhati-hati lagi, karena dalam menjalankan tugas kerap bersinggungan langsung dengan banyak orang, terutama para konstituen di lapangan.
Sosialisasi
”Ya ini risiko kami sebagai wakil rakyat. Karena bagaimana pun kami sering terjun ke bawah menemui masyarakat, menyerap aspirasi warga. Semoga teman-teman kami yang lain bisa lebih waspada hati-hati lagi,” imbuhnya.
Hal senada disampaikan Yudi Indras Wiendarto, anggota DPRD Jateng Komisi E dari Fraksi Gerindra, yang berharap adanya peningkatan kewaspadaan terhadap penyebaran covid-19.
”Sosialisasi di lapangan harus ditingkatkan, kewaspadaan di masyarakat harus lebih ditingkatkan lagi. Jangan cuma slogan-slogan saja yang kesannya cuma pencitraan saja, tapi harus lebih ditingkatkan lagi. Kalau bisa sosialisasi yang lebih massal lagi, agar masyarakat tahu dan mengerti bahaya dan cara pencegahannya,” tukas dia.
Adv