blank
H. Suharna, SE Ketua PWRI Jepara

JEPARA (SUARABARU.ID) – Peningkatan angka covid-19 di Jepara membuat banyak kalangan cemas dan prihatin. Sebab ketika daerah lain angkanya semakin landai dan menurun, Jepara justru naik secara signifikan.

Sementara dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid – 19 Jepara, tidak nampak kebijakan yang bersifat extra ordinary sebagaimana di tegaskan Presiden Jokowi. Sebab persoalan covid-19 adalah kejadian yang luar biasa.

Salah satu yang menyatakan keprihatinanya adalah salah satu  sesepuh   Jepara, H. Suharna, SE. Ketua Persatuan Wredatami Republik Indonesia (PWRI) Jepara ini mengaku sangat prihatin.

“Dalam situasi seperti ini, ketika angka penderita covid-19  telah mencapai 403 orang, masih saja  ada yang menganggap  bahwa covid-19 itu tidak ada.  Karena itu libatkan  tokoh-tokoh  agama dibawah  untuk mengedukasi warga,” ujar Suharna.

Ia juga berharap, para  pejabat jangan mengedepankan  egonya sendiri-sendiri.  “Tolong segera  rapatkan barisan,  koordinasi dengan  baik serta kesampingkan dulu kepentingan pribadi ataupun politik. Ingat rakyatmu menjerit minta penangan yang serius persoalan covid ini,” tutur Suharna.

Menurut Suharna, pemerintah harus lebih tegas dan padu  dalam mendisiplionkan warga. Tujuannya untuk melindungi masyarakat. “Kalau    belum ada  payung hukum buat buat Perbub. Kalau sudah ada lakukan dengan konsisten. Sebab jika sudah ada tetapi tidak dilaksanakan, maka warga akan cenderung menganggap pemerintah tidak serius dan mereka menjadi abai,”  tambah Suharna.

Jika perlu terkait dengan protokol kesehatan, tetapkan jam malam beberapa hari untuk memutus penyebaran covid-19.

blank
Pratikno, Wakil Ketua DPRD Jepara

Sementara Wakil Ketua DPRD Jepara, H. Pratikno meminta Gugus Tugas berhenti berwacana. “Benar dugaan kami, mereka ragu-ragu melangkah karena tidak memiliki peta jalan atau program kerja yang jelas, sehingga tidak padu melangkah.

Masak ketika angka telah mencapai 400 pasien,  baru akan dikaji dan ditunggu rekomendasinya. Saya tidak meragukan keilmuan anggota Dewan Riset Daerah. Namun kompetensi dalam bidang penanganan wabah yang saya ragukan,” ujar H. Pratikno.

Menurut Pratikno, salah satu yang harus segera ada adalah tersedianya alat PCR untuk melakukan  pemeriksaan swab. Ini sangat perlu agar dapat  melakukan pemeriksaan secara cepat apakah seseorang terpapar covid-19 atau tidak. Jika harus ke Jogya atau Semarang waktunya lama hingga terus terjadi penyebaran “Ini bisa beli atau mendatangkan bantuan,” tegas Pratikno.

blank
Wakil Ketua DPRD Jepara, Drs H. Junarso.

Sedangkan Drs. H. Junarso, Wakil Ketua DPRD Jepara meminta Gugus Tugas dan Pemerintah Kabupaten Jepara serius menangani penyebaran covid-19. “Kami melihat langkah GTPP belum padu dan terkoordinir dengan baik. Saya mendapatkan informasi dari sejumlah anggota GTPP, mereka   tidak pernah rapat secara lengkap membicarakan strategi penanganan kasus ini,” ujar Junarso.

Junarso juga meminta, agar segera dibuat rumah sakit darurat untuk warga yang menderita covid-19  seperti wisma atlet di Jakarta. Dengan demikian dapat memutus mata rantai penyebaran ditengah-tengah keluarga

“Ini bisa menggunakan hotel, rumah sakit dan tempat-tempat lain yang representatif. Agar tidak mengganggu pelayanan di rumah sakit yang ada, segera rekrut tenaga relawan bidang medis,” tegas Junarso.

Hadepe-Ulil Abshor