SOLO (SUARABARU.ID) – Proses kreatif berdaya mencipta 100 desain poster lawan Corona, mengisi acara ”Ngesus” (Ngerumpi Seputar Solo). Yakni melalui tema bertajuk ”Proses kreatif poster di masa pandemi,” dengan nara sumber Basnendar Herry Prilosadoso dari Komunikotavisual.
Melalui lembaga independen Komunikotavisual yang dia dirikan, Basnendar, yang Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta ini, berupaya berbagi kreativitas melalui desain poster, sebagai bagian dari kampanye melawan Corona Virus Disease (Covid)-19.
Jumlah poster yang dia buat hampir mencapai target, yakni sebanyak 100 desain poster, yang diunggah satu poster satu hari lewat Facebook dan Instagram melalui Project#30. Itu menjadi rekaman dan sebagai potret kondisi masyarakat, dalam menanggulangi wabah virus corona yang sampai saat ini belum tahu kapan redanya.
Melawan Corona
Acara ”Ngesus ” lewat kanal Live Streaming FB tersebut, dilakukan pada Jumat malam (26/6) lalu mulai Pukul 19.00, di media sosial (Medos) yang diinisiasi oleh Yayok Aryoseno dan Jajak. Dua warga Solo ini, tayang setiap hari Jumat dengan mengangkat tema yang masih hangat yang terjadi di kota Solo, dengan nara sumber yang berbeda-beda, dan dapat dinikmati pada link https://www.facebook.com/
Basnendar H, menjelaskan, tujuan dari kampanye melawan corona, agar masyarakat bisa lebih mengetahui dan teredukasi dalam mencegah wabah. Yakni melalui beragam konten poster yang bersifat persuasif, mengedukasi tanpa menggurui, dan menyampaikan informasi dengan sudut pandang yang lain.
Tayangan alternatif dengan host Yayok Aryoseno lewat media sosial tersebut, dikemas dalam acara talkshow santai, dengan logat campuran Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa, membicarakan seputar proses dari pencarian ide dan gagasan serta eksekusi desain poster, sampai dapat dinikmati di Medsos maupun media lainnya.
Tak Berujung
Kata Basnenadar, membicarakan pandemi Covid-19 dan dampaknya, memang menjadi cerita yang seakan tak berujung. Beragam dampak, baik positif maupun negatif, dirasakan oleh masyarakat. ”Namun memandang wabah dari sisi postif dan optimisme, memang lebih bermanfaat daripada sisi sebaliknya,” tegasnya.
Menurut Basnenadar, kondisi WFH (Work From Home) dengan situasi turunannya, menjadikan ide kreativitas lebih maksimal dan memicu melihat kondisi dari awal sampai masa transisi akibat Covid-19.
Lewat tampilan visual maupun narasi di dalamanya, beragam desain poster karya Dosen Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Surakarta ini, mencoba dan melihat tingkah polah dan bagaimana respon masyarakat.
”Tentunya dengan semangat optimisme untuk mengajak selalu berbagi, bersatu, dan peduli, untuk saling menjaga diri dan sesama,” tandas Basnendar.
Bambang Pur