GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Menjelang masa normal baru, sejumlah tempat wisata di Grobogan diidentifikasi oleh tim dari Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar). Langkah ini merupakah tindak lanjut rapat di Disporapar Jawa Tengah.
“Ada beberapa fase terkait pembukaan tempat wisata jelang normal baru di Jawa Tengah. Yakni fase identifikasi, simulasi, evaluasi, kemudian menuju new normal atau tempat wisata dibuka sepenuhnya,” jelas Kabid Pariwisata Disporabudpar Kabupaten Grobogan, Suliwati, kemarin.
Dari identifikasi ini, Disporapar Jawa Tengah menunjuk dua kabupaten/kota untuk melaksanakan simulasi. Dua tempat wisata ini yaitu, satu desa wisata dan satu objek wisata.
Beberapa hal yang diidentifikasi antara lain, tempat wisata, tempat permainan anak, kolam renang, dan tempat hiburan. Hal itu untuk memastikan tempat wisata yang dikelola pemerintah maupun swasta, sarana prasarana bersih, bagus, dilakukan pemeliharaan, serta tidak ditinggalkan begitu saja.
“Saat identifikasi, kami juga memberikan motivasi kepada pengelola tempat wisata. Juga mencegah agar mereka tidak terprovokasi berita yang tidak benar,” ujarnya seusai meninjau tempat wisata de Bale Cingkrong.
Di samping itu, pihaknya juga menyampaikan syarat-syarat protokol kesehatan pencegahan covid-19 sehingga ketika dipilih untuk melakukan simulasi pengelola siap dan hasilnya disampaikan ke bupati sebagai Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Grobogan.
“Nanti yang menentukan siap yang bisa melakukan simulasi itu bupati. Proses identifikasi sudah dimulai sejak 2 Juni 2020, yaitu di Bledug kuwu, kolam renang Tanjungsari Park Ngaringan, Candi joglo, dan De Bale Cingkrong,” katanya.
Dikatakan Suliwati, kondisi lapangan saat peninjauan, para pengelola tempat wisata belum menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19, seperti belum memasang tanda jaga jarak, wajib masker dan cek suhu tubuh.
“Nantinya jika ditunjuk melaksanakan simulasi, selain protokol kesehatan, juga bekerja sama dengan TNI/Polri. Ada tim kesehatan, ada mobil siaga untuk membawa pengunjung yang sakit ke RS rujukan. Jam buka dibatasi hanya 2-3 jam. Kami tetap awasi selama simulasi ini,” imbuhnya.
Sejak pandemi Covid-19 juga berimbas terhadap beberapa wisata di Kabupaten Grobogan. Seperti Candi Joglo maupun de Bale Cingkrong. Tempat wisata yang dikelola pemerintah Desa Krangganharjo dan Cingkrong ini ditutup sejak dua bulan silam.
Muhadi, pengelola Candi Joglo menerangkan, adanya peninjauan yang dilaksanakan Disporabudpar Grobogan ini merupakan bentuk imbauan agar dirinya dapat menyiapkan diri untuk jika nantinya ditunjuk menjadi salah satu tempat wisata di Kabupaten Grobogan yang akan disimulasikan menuju masa normal baru hingga dapat dibuka sepenuhnya..
“Sebelumnya, kami tetap mengutamakan protokol kesehatan. Hal itu dimulai dengan mempersiapkan tempat cuci tangan dan sabun, penggunaan masker wajib untuk pengunjung maupun karyawan kami. Lalu, kami juga menggunakan face shield untuk keamanan juga,” ujar Muhadi.
Pihaknya menjelaskan, saat normal baru dicanangkan nanti, mau tidak mau Candi Joglo harus melakukan inovasi diri. Hal ini dilaksanakan guna mengubah mindset wisatawan juga untuk membiasakan diri dengan mengikuti protokol kesehatan tersebut.
“Wisatawan ‘kan berwisata butuh style. Tetapi mau tidak mau, kita harus menginovasi diri. New Normal ini ‘kan merupakan sebuah kondisi dimana kita harus mengikuti kebijakan tersebut. Maka, kita bisa berinovasi dengan membuat konsep wisata yang menarik, misal jasa foto selfie di depan objek wisata dengan tetap menggunakan masker dibuat semaksimal mungkin lebih kreatif,” tutup dia.
Hana Eswe-trs