KUDUS (SUARABARU.ID) – Pelaksana tugas Bupati Kudus H.M. Hartopo menyerahkan bantuan hibah berupa uang kepada lembaga peribadatan, lembaga pendidikan keagamaan, dan organisasi sosial kemasyarakatan (Orsosmas) tahun anggaran 2020 di Pendopo Kabupaten, Selasa (9/6).
Bantuan hibah senilai 600 juta rupiah diserahkan secara simbolis kepada Universitas Muria Kudus, 620 juta rupiah kepada Baznas Kudus, 100 juta rupiah kepada Majelis Ulama Indonesia, 300 juta rupiah kepada MA NU Asyari 3 Ds. Honggosoco, Jekulo, 300 juta rupiah kepada MI Muhammadiyah 2 Kudus, dan 250 juta rupiah kepada Masjid Ar-Rohman Desa Gribig.
Hartopo mengatakan bahwa pemerintah masih berjuang memutus rantai penyebaran Covid-19, meski begitu upaya pemerintah termasuk relokasi anggaran masih ada dan menjadi prioritas. Bantuan hibah merupakan program rutin yang telah menjadi amanah pemerintah, sehingga penyaluran hibah kepada 133 lembaga tetap dilaksanakan secara simbolis di tengah keterbatasan dalam pandemi global.
“Yang menjadi amanah disampaikan kepada yang berhak salah satunya hibah berupa uang kepada lembaga peribadatan, lembaga pendidikan keagamaan, dan organisasi sosial kemasyarakatan,” ujarnya.
Pihaknya berharap, bantuan dengan total 8,65 miliar tersebut mampu menjadi stimulan pembangunan dan kegiatan berbagai lembaga. Terlebih lagi dalam mempersiapkan new normal, pemerintah daerah harus bersinergi dengan semua pihak.
“Kami berharap penyerahan hibah keagamaan, sosial dan kemasyarakatan terus berjalan, bantuan hibah berjumlah 8,65 M kepada 133 lembaga semoga bermanfaat serta menjadi stimulan pembangunan dan kegiatan sosial kemasyarakatan di tengah keterbatasan pandemi global,” tuturnya.
Persiapan New Normal
Terkait persiapan new normal, H.M. Hartopo mengimbau agar seluruh lembaga turut berperan aktif dalam mendisiplinkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Dirinya meminta agar pemakaian masker, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, dan menjaga jarak untuk selalu diterapkan di tiap lembaga.
Pasalnya, dengan adanya new normal bukan berarti kembali seperti kondisi sebelum wabah, namun agar dapat hidup berdampingan dengan Covid-19 dengan sedikit demi sedikit memulihkan kondisi ekonomi, sosial dan kemasyarakatan.
“Adanya new normal bukan berarti lepas seperti sebelum wabah, tetapi dengan tetap mentaati protokol kesehatan. Sekarang selalu pakai masker, yang dulu bersalaman sekarang sekarang jaga jarak, yang dulu jarang cuci tangan sekarang setelah melakukan aktivitas apapun wajib mencuci tangan. Karena kapan habisnya wabah ini kita belum tau, dan dari WHO pun memperkirakan bahwa 2 tahun kedepan Covid ini masih ada,” pesannya.
Dirinya menambahkan, penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat umum seperti pasar, mal dan tempat ibadah agar selalu dilaksanakan. Pada tiap tempat tersebut telah disiagakan petugas di setiap pintu masuk untuk melakukan pengukuran suhu badan dengan thermo gun dan memantau penerapan protokol kesehatan.
“Pintu-pintu masuk sekarang sudah dibatasi, yang dibuka harus ada petugas protokol kesehatan karena masuk pasar harus pakai masker, cuci tangan dulu dan diukur suhu badan. Baik yang di masjid pun dan tempat-tempat umum lainnya harus menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya.
Tm-Ab