blank
Bupati Agus Bastian (batik) melihat hasil produksi tong sampah milik Ponpes

PURWOREJO (SUARABARU.ID)-Kabupaten Purworejo telah bersiap untuk memasuki fase new normal. Mengungat tanggal 12 Juni mendatang, masa tanggap darurat Covid-19 telah berakhir.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Bupati Purworejo, Agus Bastian, adalah menyosialisasikan tatanan hidup baru atau kenormalan baru kepada tokoh-tokoh masyarakat.

Hari ini, Bastian didampingi oleh Kadinpermades Agus Arie Setiyadhi dan Kabag Humas & Protokol Rita Purnama dan Kepala Sekretariat BPBD mengunjungi beberapa pondok pesantren.

blank
Bupati berdialog dengan beberapa Kades di Desa Sendangsari

Ponpes yang dikunjungi adalah, Ponpes Mambaul Hikmah di Desa Nambangan, Kecamatan Grabag, Ponpes Inayatul Muhtadiin, Desa Sendangsari serta Ponpes Al Iman Desa Kaliwader, Kecamatan Bener.

Dalam kesempatan dialog dengan beberapa kepala desa di Desa Sendangsari, Bupati menyampaikan  agar masyarakat harus mulai terbiasa hidup dengan cara new normal.

New normal adalah kembali ke kondisi normal namun dengan menerapkan protokol kesehatan.

“Dalam fase new normal, kita masih harus tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS),  selalu memakai masker,  sering cuci tangan pakai sabun, serta jaga jarak fisik (physical distancing). Kalau jaga jarak mungkin memang agak susah diterapkan di situasi tertentu, namun kalau pakai masker harus,” kata Bastian.

Termasuk juga lembaga pemerintah maupun lembaga pendidikan, dalam era new normal nantinya harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Meskipun untuk penyelenggaraan pendidikan masih harus menyesuaikan dengan kebijakan Kemendikbud RI.

“Karena belum terbiasa,  rasanya memang tidak nyaman harus pakai masker terus,  tapi itu cara yang efektif mencegah penyebaran Covid-19,” katanya

Lebih lanjut, Bastian mengungkapkab bahwa, banyak anggaran pembangunan yang terpaksa dialihkan untuk penanganan covid-19.

Termasuk pembangunan alun-alun Kutoarjo yang ditunda pelaksanaannya. Oleh karena itu, dirinya meminta bantuan para ulama, kepala desa dan tokoh masyarakat untuk menyosialisasikan berbagai kebijakan pemerintah terkait Covid-19.

TALETHA