blank
Seorang wartawan mencoba masuk bilik sterilisasi ozon plus, Rabu 4 Mei. Eko Priyono
MAGELANG (SUARABARU.ID) -Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) melaunching bilik sterilisasi ozone & UV-C light, Rabu 6 Mei 2020. Tiga bilik hasil inovasi dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik itu rencana akan disumbangkan kepada Pemkab dan Pemkot Magelang, serta digunakan di UMM.
Rektor Dr Suliswiyadi MAg mengatakan, perguruan tinggi harus berkontribusi dari aspek ilmu pengetahuan.  Sejak awal covid-19 dia minta kepada beberapa program studi dan fakultas untuk menunjukkan peran perguruan tinggi. Hasil pemikirannya untuk membantu mengatasi covid-19. “Salah satu pertimbangannya, setelah mencermati dan menganalisa disinfektan yang disemprotkan itu ternyata berbahaya untuk paru-paru, pernafasan, mata dan kulit,” katanya.
Melalui alat yang diproduksi UMM tersebut ada perpaduan, bagaimana ozon dan ultra violet bisa menangkal virus. Awalnya ada perguruan tinggi di Surabaya dan Jakarta yang sudah menemukan upaya mengatasi covid-19. Lalu dosen dan mahasiswa UMM berupaya meramu untuk menemukan hasil pemikiran baru. “Ini lebih valid, safety dan.lebih aman,” tuturnya.
Ditambahkan, pembuatan sarana itu merupakan sebuah kesadaran atas terjadinya covid-19. Hingga tergerak untuk mengatasi dampak pandemi covid-19 terhadap kesehatan. Dalam hal ini alat yang bisa dikontribusikan kepada masyarakat, khususnya di dunia kesehatan.
Dua Unsur
Dosen Fakultas Teknik dan koordinator pembuatan alat tersebut Dr Budi Waluyo ST MT mengatakan, alat itu memanfaatkan dua unsur, yakni ozon dan UV. Ozon secara ilmiah sudah terbukti kemampuannya membunuh virus dua kali lipat dari clorin dan satu setengah kali lipat hidrogin peroksida. “Untuk memastikan semua permukaan tubuh manusia tersterilisasi, maka dibilas dengan UV light,” katanya.
Selama ini UV light untuk mensterilisasi alat medis. Penggunaan alat itu kalau permukaan tubuh sudah terpapar ozon, UV tidak akan bisa tembus. Maka dianggap aman. “UV untuk membilas permukaan tubuh yang belum terpapar oleh ozon,” jelasnya.
Penggunaan alat berukuran 1 x 1 x 2 meter itu dalam waktu 30 detik tidak semua permukaan tubuh terpapar ozon. Maka pembilasannya menggunakan UV light di 10 detik terakhir saja “Konsep ozon sudah diterapkan di ITS awal April lalu. Ini diperbaiki yang jauh lebih bagus,” katanya.
Cara beroperasinya, udara dihembuskan masuk lewat ozon generator. Di dalamnya ada unit plasma generator yang akan merubah oksigen menjadi zat aktif untuk membunuh bakteri dan virus. Alat itu tidak mengeluarkan cairan,
jadi nyaman dan tidak basah. Di dalam ruangan juga tidak panas.
“Awalnya tidak ada rencana komersialisasi, murni panggilan kemanusiaan. “Kalau ada banyak permintaan akan dilayani dengan semangat kemanusiaan,” kata Budi Waluyo.
Eko Priyono