blank
BERI KETERANGAN : Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukoharjo memberikan keterangan pada media di Menara Wijaya.

SUKOHARJO (SUARABARU.ID) – Kabupaten Sukoharjo tengah mengkaji penerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Mengingat, kasus covid-19 di Sukoharjo, tertinggi se Soloraya.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukoharjo, per 19 April terdapat 10 positif dengan jumlah kematian satu orang, isolasi mandiri 2 orang, dirawat tujuh orang.

Sedang untuk jumlah Orang Tanap Gejala (OTG) sebanyak 115, dengan perincian 13 baru, 102 lama dan 37 selesai pemantauan. Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 519 orang.

Perinciannya, 305 selesai pemantauan selama 14 hari, 23 menjalani isolasi mandiri, 10 rawat inap dan 1 meninggal. Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 18.

Terdiri dari, 13 rawat inap, tiga isolasi mandiri, 28 negatif dan dua meninggal. Wakil Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukoharjo, Bejo Raharjo menjelaskan, saat ini Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, yang juga Jubir Gugus Tugas sedang ke Semarang.

Salah satu agendanya adalah, pemaparan data-data terkait dengan kemungkinan diberlakukannya PSBB. “Saat ini sedang dilakukan paparan data di Sukoharjo ke Semarang oleh ibu Kepala Dinas Kesehatan. Sebab untuk PSBB data yang dibutuhkan sangat banyak.

Berapa pasien covid, peningkatannya, ODP, PDP serta jumlah warga yang mengalami TBC dan lain sebagainya,” jelas Bejo, Senin (20/4/2020) di Menara Wijaya Setda Sukoharjo.

Namun demikian, kata dia, melihat realitas yang ada di lapangan, yakni Sukoharjo dengan jumlah pasien positif tertinggi di Soloraya, pemberlakuan PSBB, bisa saja dilakukan. Namun sekali lagi hal itu tergantung dari data dan apakah nanti disetujui oleh Kementrian Kesehatan.

Mengenai sebaran kasus positif di berbagai kecamatan, dari 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Sukoharjo, ada lima kecamatan. Yaitu, Kecamatan Grogol, Baki, Kartasura, Nguter dan Mojolaban. Sedangkan untuk PDP ditemukan di tujuh kecamatan. Lima kecamatan sisanya, yaitu Weru, Bulu, Tawangsari, Polokarto dan Gatak tidak ditemukan.

“Kalau ODP di semua kecamatan (12) ada semua,” imbuh Bejo.

Terkait tracking dari pasien positif, menurut Bejo sudah dilakukan di sejumlah kecamatan. Hasilnya, ada yang positif berdasarkan rapid tes dan hasil swab, tetapi sebagian besar hasil swab belum keluar. Tracking ini dilakukan pada orang yang sempat kontak erat dengan pasien positif.”

Soes