JEPARA (SUARABARU.Id) – Pawai subuh suci yang telah menjadi tradisi di Jemaat GITJ Margokerto, Bondo, Jepara dalam merayakan paskah tidak diselenggarakan meriah seperti biasanya. Sebab untuk mengindari kontak fisik dan kerumunan seperti himbauan pemerintah, mulai 3 pekan lalu jemaat ini tidak lagi mengadakan ibadah di gereja.
Karena itu pagi tadi perayaan kebangkitan Tuhan Yesus di jemaat terbesar di Jepara ini diselenggarakan suasana hening. Dengan menyalakan lilin, jemaat duduk didepan rumah masing-masing sejak jam 04.30. Mereka mendengarkan khotbah yang disiarkan live melalui akun facebook pendeta jemaat, Yohanes Wibowo, Minggu 12 April 2020. Kotbah paskah dengan mengambil Mateus 28: 1-10 dan 1 Korintus 15 : 3-4.
Padahal biasanya, Jemaat yang didirikan pada tahun 1901 oleh Mbah Esrom bersama 7 temannya ini merayakan paskah dengan menyelenggarakan prosesi ritual penyaliban hingga kebangkitan Tuhan Yesus yang disebut sebagai pawai subuh suci.
Dengan membawa obor dan menyanyikan pujian bagi kebesaran Tuhan, jemaat berkeliling desa dan diakhiri dengan ibadah di gereja. Prosesi subuh suci sendiri sudah berlangsung sejak 21 tahun yang lalu.
Ibadah online ini dilayani oleh pendeta Yohanes Triyatno Nur Wibowo dari teras gereja. Sedangkan jemaat mendengarkan khotbah bersama keluarga di halaman rumah masing-masing dengan menyalakan sejumlah lilin.
Ibadah dibuka dengan pujian, doa, khotbah, doa safaat bagi bangsa, pengakuan iman rasuli, persembahan dan ditutup dengan pujian. Persembahan dilakukan oleh jemaat dengan mengumpulkan uang persembahan di ketua kelompok dan kemudian diserahkan kepada majelis gereja.
Sedangkan perayaan paskah untuk 452 anak sekolah minggu yang berlangsung Minggu sore juga akan dilakukan dirumah masing-masing.Anak sekolah minggu akan merayakan paskah dengan menghias telur dan kemudian diunggah di media sosial.
“Untuk memberi semangat kepada anak-anak, hiasan telur yang dibuat ini dilombakan,” ujar Ketua Umum Majelis GITJ Margokerto Sudi Siswanto. Kegiatan ini juga untuk menumbuhkan kegembiraan dan optimisme anak-anak ditengah ancaman pandemi global, tambahnya.
Hadi Priyanto