blank

KUDUS (SUARABARU. ID) – Aksi penolakan warga atas lokasi karantina pemudi, kembali terjadi. Senin (6/4) pagi, puluhan warga Desa Menawan, Kecamatan Gebog demo menolak digunakannnya Balai Diklat sebagai lokasi karantina pemudik.

Dalam aksi tersebut, warga membentangkan sejumlah spanduk berisi pernyataan penolakan. Warga beralasan khawatir akan terpapar virus Corona jika karantina pemudik ditempatkan di Balai Diklat yang notabene lokasinya berdekatan dengan pemukiman warga.

Ketua BPD Menawan, Ahmad Prayitno mengatakan, selain khawatir, warga juga menyesalkan tidak adanya koordinasi dari Pemkab atas kebijakan tersebut.

“Sama sekali tidak ada sosialisasi ke Pemdes apalagi ke warga,”ujar Prayitno.
Termasuk pula dengan prosedur proses karantina yang akan dilakukan. Pemerintah desa sama sekali belum mendapatkan informasi yang jelas.

Prayitno juga mengungkapkan, jika di Desa Menawan sendiri sebenarnya sudah ada 119 warganya yang pulang mudik dari berbagai daerah. Semestinya, para pemudik dari Menawan tersebut yang mendapat prioritas dulu untuk dikarantina.

“Mereka selama ini melakukan isolasi mandiri. Tapi dari Pemkab khususnya Dinas Kesehatan belum pernah melakukan pendampingan atau fasilitasi bagi mereka,”tandasnya.

Sementara, Camat Gebog Bambang Gunadi menyatakan di wilayahnya sudah ada 1.200 lebih pemudik yang sudah masuk ke berbagai desa. Selama ini mereka sudah diinstruksikan isolasi mandiri.

“Saya sudah berkoordinasi dengan semua desa untuk terus melaporkan jumlah pemudik yang masuk ke desanya, “ujar Bambang.

Khusus untuk penolakan lokasi karantina yang dilakukan warga Menawan, kata Bambang, baru akan dibicarakan dalam rakor di tingkat Pemkab.

“Untuk kebijakan lanjutan, masih menunggu keputusan lebih lanjut, “tandasnya.

Bambang menambahkan, di Desa Menawan sebenarnya sudah ada upaya skreening yang dilakukan relawan desa. Mereka telah mendirikan posko di balai desa dan mendata secara rinci semua pemudik yang masuk.

“Semuanya sudah ada datanya termasuk nomor HP nya. Jadi, kami juga terus melakulan monitoring, “ujarnya.
Tm-Ab