blank
Para petugas medis dari jajaran Dinas Kesehatan dan Puksesmas, beserta parat dari instansi terkait, berupaya memahamkan penyebab kematian bukan karena virus corona.

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Wonogiri, Dokter Adhi Dharma MM, membantah dua orang warga Wonogiri meninggal karena virus corona. Meski dalam surat kematian dari rumah sakit, dituliskan keduanya sebagai PDP (Pasien Dalam Pengawasan).

Kedua warga Wonogiri yang meninggal tersebut, terdiri atas A dan S, keduanya warga Kecamatan Jatipurno dan Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri. Pihak rumah sakit, memberikan perawatan pada dua jenazah tersebut, layaknya perlakuan sebagai korban virus corona. Lengkap dibungkus plastik rapat, sebelum kemudian diserahkan ke pihak keluarganya untuk dimakamkan.

Terkait hal tersebut, Kepala Dinkes Kabupaten Wonogiri, Adhi Dharma, Minggu (5/4), menyatakan, berdasarkan kajian medis, yang bersangkutan meninggal karena komplikasi kehamilannya dan adanya gangguan pernafasan akibat sembab paru (Oedem Pulmonum) karena Pre Eklamsia berat.

Transmisi Lokal
Mengingat kondisi saat ini merebak kasus Corona Virus Disease (Covid)-19 dengan pola transmisi lokal, maka perlu kewaspadaan dan kehati-hatian bagi petugas medis, maupun petugas penunjang lainnya serta masyarakat.

blank
Upaya untuk memberikan pemahaman bahwa kematiannya bukan karena virus corona, diberikan oleh para pertugas medis dari jajaran Dinkes dan Puskesmas, bersama unsur Forkompincam dan aparat dari dinas terkait lainnya.

Kemudian penyebab meninggalnya pasien yang satunya lagi, karena menderita komplikasi tumor ganas usus besar yang sudah mencapai tahapan stadium 4. ”Sudah menyebar ke organ lainnya, termasuk ke paru-paru.  Pasien ini, sebelumnya juga sudah ada riwayat operasi dan mendapatkan khemoterapi,” jelas Adhi Dharma sembari menambahkan, kesimpulannya bukan karena Covid-19, dan memang belum sempat dilakukan pemeriksaan lab Covid-19.

Mengapa pamulasara (perawatan) pada kedua jenazahnya dilakukan layaknya protokol pada korban corona ? ”Itu dalam rangka antisipasi dan kewaspadaan bagi petugas kesehatan dan masyarakat. Mengingat kondisi saat ini, rentan terjadi transmisi lokal dengan Orang Tanpa Gejala (OTG),” tegas Adhi Dharma.

Kematian A dan S tersebut, menjadi perbincangan hangat masyarakat, terkait dengan penyebutan statusnya sebagai PDP sebagaimana dituliskan pada surat kematian yang menyertainya dari rumah sakit. Bahkan dari pihak desa dimana korban bermukim, juga menyampaikan surat laporan dengan mengaitkan keberadaannya sebagai PDP yang meninggal dunia.

Bambang Pur

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini