blank
Septian Dwi Aprianto SPd, Guru SD Negeri 1 Wonosobo. Foto : SB/doc

Oleh Drs Mohamad Khoirul Hasan,

WONOSOBO (SUARABARU.ID)Ketua Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Tralis Jlamprang
Wonosobo

Di tengah wabah Corona Virus Desease -19 atau biasa disebut Covid-19 melanda dunia, tak terkecuali kota kecil nan asri bernama Kabupaten Wonosobo terkena imbasnya. Anak sekolah dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai dengan SMA dan yang sederajad praktis berhenti dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) reguler yang biasa menjadi kegiatan rutin sehari-hari bagi anak sekolah.

Pemkab Wonosobo melalui Surat Edaran Bupati Nomor 443.52/048/2020 tertanggal 16 Maret 2020 tentang “Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Resiko Penularan Inveksi Corona Virus Desease (Covid-19) di Satuan Pendidikan di Wilayah Wonosobo”, disampaikan terhitung mulai Selasa (17/3) sampai Minggu (29/3) proses belajar mengajar dialihkan secara mandiri di rumah masing-masing peserta didik dengan model jarak jauh yang dapat dilakukan melalui sistem ofline/luring dan online/ daring sesuai kondisi satuan pendidikan.

Septian Dwi Aprianto, S.Pd, yang biasa disapa dengan Pak Asep oleh anak didiknya, adalah seorang guru Kelas 5 (lima) SD Negeri 1 Wonosobo yang sangat kreatif dan berharap banyak terhadap keberhasilan anak didiknya. Betapa tidak, jauh sebelum terdengar kabar tentang wabah Covid-19 pak Asep telah menerapkan aplikasi mengajar dari jarak jauh yang bernama Edmodo.

Namun aplikasi ini belum memberikan ruang komunikasi suara interaktif antara guru dan siswa, komunikasi hanya lewat tulisan.
Pak Asep memang berharap tinggi terhadap keberhasilan KBM yang dilakukannya.

Anak Senang

blank
Nei Shee Queen, sedang belajar mandiri di rumah dengan aplikasi online. Foto : SB/doc

Hal ini terbukti dengan salam pembuka maupun salam penutup kegiatan mengajar, anak-anak diharuskan mengucap salam “ Assalamu’alaikaum Warahmatullahi Wabarakatuh, selamat pagi Profesor Hirosima Chepy Moto yang terhormat” itu saat pagi akan dimulainya KBM.

Saat siang setelah selesai KBM anak-anak memberi salam dengan “Assalamu’alaikaum Warahmatullahi Wabarakatuh, terima kasih Profesor Hirosima Chepy Moto yang terhormat”
Sebuah langkah nyata agar anak didiknya tersugesti bahwa mereka tengah belajar dengan seorang Profesor, sehingga semangat belajar anak akan meningkat.

Pak Chepy, kadang anak-anak memanggil dengan sebutan itu, disaat pemerintah menganjurkan agar proses KBM dilaksanakan dirumah masing-masing, dia dengan bijaksana dan kreatifnya mencari sebuah aplikasi yang memungkinkan bisa terkondisi proses KBM tanpa bertemu langsung dengan peserta didik namun hampir mirip dengan KBM di kelas, guru menyampaikan secara lisan, semua siswa mendengar, guru bertanya pada siswa dan siswa memberikan jawaban maupun sebaliknya siswa yang gantian bertanya kepada guru bila ada yang belum dipahami.

Akhirnya pada Senin 16 Maret satu hari sebelum pelaksanaan Surat Edaran untuk belajar dirumah masing-masing peserta didik, Pak Asep berkesempatan mengenalkan aplikasi online/daring Cisco Webex Meetings. Pagi harinya dan untuk selanjutnya saat telah dimulai belajar dirumah masing-masing peserta didik, Pak Asep langsung tancap gas memberikan materi sesuai kurikulum melalui aplikasi yang dipilihnya.

Nei She Queen, salah satu siswa pak Asep yang beralamat di Jlamprang Wonosobo menyatakan rasa senang bisa tetap mengikuti KBM dari rumah walau hanya 2 jam setiap hari. “Walau libur tapi tetap seperti sekolah, dapat pelajaran, dapat tugas” begitu kata Nei She