blank
Pelajar keluar dari pekarangan sekolah SD Negeri 1 yang telah diliburkan di Banda Aceh, Aceh, Senin (16/3/2020). Pemerintah Aceh mengeluarkan kebijakan meliburkan sekolah selama dua minggu mulai tanggal 16 hingga 30 Maret 2020 guna antisipasi penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Foto: Ant

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Wakil Ketua Komisi IX DPR Nihayatul Wafiroh mengatakan kebijakan sejumlah kepala daerah yang meliburkan anak-anak sekolah untuk mencegah penyebaran virus corona penyebab COVID-19 harus disertai dengan sasaran konkret yang ingin dicapai.

“Sekolah diliburkan selama dua minggu. Dalam dua minggu itu, target pemerintah dan langkah konkret apa yang ingin dicapai?” tanya Nihayatul saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Ninik, panggilan akrabnya, mengatakan masih banyak kebijakan-kebijakan terkait pencegahan penyebaran virus corona yang bersifat kedaerahan dan sektoral, belum terpusat.

Selain itu, kebijakan yang diambil pun belum diikuti dengan kebijakan pendukung lainnya. Misalnya kebijakan peliburan anak sekolah, tidak diikuti dengan larangan bepergian atau penutupan tempat-tempat wisata dan keramaian.

“Jadi libur anak sekolah itu malah seperti liburan gratis karena orang-orang yang tidak tahu malah bepergian,” tuturnya.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengatakan pandemi virus corona ini harus dihadapi dengan mengesampingkan ego dan kesombongan sektoral. Pandemi virus corona ini harus menjadi momentum untuk bergerak bersama.

Ninik juga meminta pemerintah untuk transparan dan membuka data dengan jelas. Penanganan virus corona harus melibatkan banyak pihak.

“Harus terbuka kondisinya seperti apa, yang diperlukan apa saja, sehingga kita bisa bergotong royong menangani virus corona,” katanya.

Ant-trs

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini