JEPARA (SUARABARU.ID) – Desa Bulak Baru Kecamatan Kedung merupakan salah satu desa di Kabupaten Jepara. Desa ini semula bernama desa Bulak yang kemudian tenggelam dan dipindah ketempat baru tahun 1984 dan kemudian diberi nama Bulak Baru.
Namun desa berpenduduk sekitar 840 orang dengan luas 97,87 ha ini terancam tenggelam kembali. Sebab setiap tahun paling tidak kawasan pantainya terkikis abrasi sekitar 3 meter.
“Jika dilihat sejak tahun 2011 kawasan pantai desa Bulak Baru telah terkikis hampir 200 an meter,” ujar Petinggi Bulak Baru Purwoko.
Hal tersebut diungkapkan Purwoko saat dilakukan penanaman pohon mangrove di kawasan pantai Bulak Baru oleh Wahana Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup ( Wapalhi ) FSH Unisnu Jepara, Minggu ( 8/3-2020 ).
Penanaman bibit mangrove sebanyak 5000 pohon tersebut didapatkan dari BPDAS HL Pemali Jratun yang melibatkan 200 lebih relawan. Mereka terdiri dari BPDAS HL Pemali Jratun, DLH, Kadin, Polsek, Koramil Mapala se Jateng, mahasiswa dan masyarakat Bulak Baru.
Oleh sebab itu disamping berharap ada penangan serius dari pemerintah, Purwoko berharap banyak komunitas yang ambil bagian dalam rehabilitasi pantai Bulak Baru. “ Saya ucapkan terima kasih kepada Wapalhi Unisnu yang telah terpanggil ambil bagian dalam persoalan lingkungan ini,” ujar Purwoko.
Sementara itu Ketua Wapalhi, Fery Irawan dalam laporannya menjelaskan, kegiatan ini merupakan respon atas persoalan lingkungan yang terjadi di pesisir selatan pantai Jepara.
“Desa Bulak Baru pernah mengalami abrasi sehingga harus bedol desa 2 kali yaitu tahun 1971 dan 1984. Karena itu kami ingin ambil bagian agar sejarah kelam itu tidak kembali terjadi,” ujar Fery Irawan sembari berharap penanaman pohon mangrove dapat meningkatkan potensi pariwisata desa konservasi mangrove
Sedangkan Kepala DLH Jepara, Farikha Elida memberikan apresiasi terhadap program Wapalhi. “ Persoalan lingkungan adalah persoalan bersama. DLH akan bersedia untuk membantu komunitas-komunitas yang ingin berperan serta dalam rehabilitasi pantai. Juga dalam penanganan sampah di tepi laut,” ujarnyanya
Ketua Kadin Jepara, Andang Wahyu Triyanto yang juga terlibat dalam kegiatan tersebut memberikan apresiasi terhadap munculnya peran serta para pemuda dalam penanganan masalah lingkungan , termasuk Wapalhi Unisnu Jepara.
“Ini perlu terus dikembangkan, sebab banyak kawasan pantai di Jepara yang memang telah terkena abrasi. Di Kecamatan Kedung saja ada 5 desa lain yang terancam abrasi,” ujar Andang Wahyu Triyanto.
Hadi Priyanto
Hadi Priyanto