blank
Petinggi Margoyoso, Ketua KSM Margomulyo dan tim pengelola sampah.

JEPARA (SUARABARU.ID) – Jika tidak ditangani serius, sampah bisa menjadi persoalan, bukan saja keindahan wilayah tetapi kesehatan warga dan kelestarian lingkungan.

Sebab banyak sampah yang kemudian dibuang ke bantaran sungai Kaweden dan Sungai Bakalan. Bahkan ada yang nekad membuang sampah dipingkir jalan. Padahal jumlah sampah per hari desa Margoyoso mencapai 4 ton

Padahal  sampah yang dihasilkan oleh masyarakat setiap tahunnya akan bertambah. Berangkat dari pemikiran ini maka Pemerintah Desa Margoyoso, Kecamatan Kalinyamatan telah membuat terobosan pengelolaan sampah yang basisnya adalah gotong royong dan kebersamaan warga.

blank
Peluncuran KSM Margomulyo untuk wujudkan desa yang bersih dan sehat

Hal tersebut diungkapkan oleh Petinggi Margoyoso Miftakhul Huda  kepada SuaraBaru.Id terkait dengan model pengeloaan sampah yang telah dilakukan di desa Margoyoso.

“Bahkan untuk pegelolaan sampah ini ini telah dibentuk Kelompok Swadaya  Masyarakat Margomulyo dengan SK Petinggi Margoyoso dan telah resmikan pada awal Februari lalu,” ujar  Miftakhul Huda.

Persoalan sampah ini dipandang oleh warga Margoyoso sebagai sebuah persoalan yang serius. Paling tidak itu yang nampak pada hasil survey yang dilakukan terhadap 1.300 orang pada pertengahan Januari lalu yang dilakukan dengan bekerjasama dengan Tim KKN Undip Semarang.

“Hasilnya masyarakat Margoyoso menghendaki agar sampah bisa dikelola dengan baik,” ujar Ketua KSM Margomulyo Sudi Haryanto kepada SuaraBaru.Id.

Bertolak dari harapan  itu maka Petinggi Desa Margoyoso yang didukung BPD, tokoh desa dan perangkat  desa  membentuk KSM Margomulyo. Tujuannya agar dapat menangani persoalan sampah secara serius.

“Belum ada satu bulan jumlah pelanggan telah mencapai 792 pelanggan. Lebih dari 50 persen jumlah KK di Margoyoso,” ungkap Sudi Haryanto perangkat desa Margoyoso yang juga aktif dalam kegiatan seni dan  budaya di Jepara.

Menurut Sudi Haryanto, penanganan sampah berbasis gotong royong dan kebersamaan ini  dimulai dengan  sosialisasi  tentang sampah dan persoalannya serta survey. “Setelah itu baru dilakukan penjelasan kepada para kader PKK, karang taruna, dan pengurus desa tentang menejemen penanganan sampah, teknik pemasaran, serta pengolahan sampah organik dan sampah cair.

Kedepannya KSM Margomulyo berharap akan dapat diklakukan penmgelolaan sampah yang memiliki dampak ekonomi, antara lain dengan menjadikan sambah sebagai pupuk dan bahkan menjadi bahan baku indutri kreatif.

Disamping itu harapannya jika ada sisa iuran pengelolaan sampah ini akan digunakan untuk bantuan kegiatan sosial bagi masyarakat.

Sementara Yulio Bagus Texar yang juga menjadi pengurus KSM Margomulyo menjelaskan,  untuk operasional penanganan sampah ini  maka disepakati besaran retribus setiap bulan

“Bagi  rumah tangga kurang mampu, penerima bantuan jaminan sosial, janda retribusnya antara Rp. 10.000,- sampai Rp. 20.000,-. Sedangkan rumah tangga biasa Rp.  25.000,-, industri rumah tangga Industri rumah tangga Rp. 25.000 – Rp. 35.000,- , perkantoran Rp. 100.000,- , sekolahan Rp. 50.000,- dan tempat ibadah tidak dikenakan biaya,” ujar Yulio Bagus Texar saat mendampingi Sudi Haryanto.

Sedangkan sampah yang dikumpulkan dsari warga di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir di Bandengan atau  Gemiring. “Harapan kami jumlah pelanggan akan terus bertambah hingga sampah di Margoyoso dapat ditangani dengan baik. Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman yang sudah bersedia menjadi pendekar sampah dengan menjadi petugas pengelola sampah,” ujar Sudi Haryanto

Hadi Priyanto