KUDUS (SUARABARU.ID) – Tingginya debit sungai Wulan membuat tanggul kanan yang berada di Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan kritis, Sabtu (22/2). Kondisi tersebut membuat warga sempat panik lantaran khawatir jika tanggul penahan banjir tersebut jebol.
Hal tersebut cukup beralasan lantaran tanggul Sungai Wulan merupakan satu-satunya penyelamat masyarakat Undaan dari ancaman banjir. Pasalnya, ketinggian air di DAS Wulan jauh di atas pemukiman warga.
“Ya kalau jebol, bisa dipastikan hampir seluruh wilayah di Kecamatan Undaan akan tergenang,”kata Budiyono, warga Undaan Lor.
Kondisi tanggul saat ini mengalami longsor selebar 1 meter sepanjang sekitar 10 meter. Tanggul tergerus aliran air sungai Wulan yang hingga kini mulai mendekati permukaan tanggul. Jika hal tersebut dibiarkan, dikhawatirkan longsoran semakin parah dan membuat tanggul jebo.
“Apalagi debit air sungai Wulan saat ini sudah Siaga III,”tambahnya.
Melihat kondisi tersebut, warga langsung menggelar kerja bakti untuk melakukan penambalan tanggul secara darurat. Dengan dibantu relawan BPBD Kudus, warga menggunakan karung plastik berisi tanah untuk memperkuat bibir tanggul yang longsor.
Keberadaan tanggul kanan sungai Wulan memang sangat vital bagi warga di wilayah Kecamatan Undaan. Tanggul sungai Wulan pernah jebol di tahun 2002 dan 2007 silam yang berakibat ribuan warga di belasan desa di Undaan tergenang banjir.
Bahkan, saat itu hampir seluruh warga di Kecamatan Undaan harus mengungsi karena rumahnya tergenang banjir cukup tinggi.
Kaliwungu Tergenang
Sementara, meningkatnya debit sungai Wulan juga berakibat debit di SWD I di wilayah Kecamatan Kaliwungu luber. Rendaman air dengan ketinggian antara 5 cm – 20 cm menggenangi pemukiman dan persawahan warga.
Sekretaris Camat Kaliwungu, Satrio Agus Himawan mengungkapkan jika air sungai Wulan terus melintas di SWD 1 diperkirakan akan menambah luasan serta ketinggian genangan baik di lahan persawahan maupun pemukiman penduduk.
Menurut Satrio, total ada dua desa terdampak limpasan air SWD I Sungai Wulan. Di Desa Setrokalangan, setidaknya ada 15 rumah warga dan dua masjid yang terendam. Sementara di Desa Kedungdowo, dua rumah warga dilaporkan tergenang.
Meski demikian, hingga kini belum ada pergerakan warga yang mengungsi. Warga di wilayah tersebut selama ini sudah terbiasa dengan genangan air banjir.
“Meski demikian, saat ini kami masih terus memantau ketinggian air serta menyiapkan posko evakuasi dan bantuan medis,”kata Satrio.
Tm/Ab