blank
BERI KETERANGAN: Kepala Dinas Arpus Jateng Prijo Anggoro, saat memberikan keterangan terkait perbaikan dokumen, pada konferensi pers di lantai 1 Gedung A Kantor Gubernur Jateng, Rabu (22/1/2020). Foto: heri priyono

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Masyarakat di Jateng yang menjadi korban bencana alam seperti banjir atau tanah longsor, dan punya dokumen penting yang rusak, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jateng, siap membantu memperbaikinya tanpa dipungut biaya alias gratis.

Hal itu seperti yang dilakukan di Kabupaten Brebes beberapa waktu lalu. Dinas Arpus melakukan fasilitasi preservasi atau perawatan arsip yang rusak, di daerah terdampak bencana Desa Cikeusal Lor, Cikeusal Kidul, dan Desa Sindangjaya, Kecamatan Ketanggungan.

BACA JUGA : Warga Khawatir Kali Manggis Magelang Meluap Lagi

Kepala Dinas Arpus Jateng, Prijo Anggoro Budi Rahardjo, saat konferensi pers di Gedung A Lantai 1 Kantor Gubernur Jateng, Rabu (22/1/2020) mengatakan, kegiatan itu sebagai salah satu bagian program pengentasan kemiskinan, berupa program restorasi atau perbaikan arsip penting masyarakat, yang disingkat Ranting Mas.

Melalui program itu, Pemerintah Provinsi Jateng hadir dalam penyelamatan arsip penting masyarakat sampai di tingkat desa. Seperti perbaikan arsip vital desa berupa Letter C, surat ukur atau rincik, hingga peta batas wilayah desa.

”Kami siap menerima perbaikan arsip yang rusak dari masyarakat tanpa dipungut biaya. Dokumen itu selanjutnya disimpan dalam Arsip Emas, yang terjamin faktor keamanannya. Kami lakukan penyempurnaan, berupa adanya peningkatan fitur keamanan, dengan cara pengenalan iris mata dan sidik jari masing-masing pengguna, untuk login Arsip Emas,” jelasnya.

Ditambahkan dia, Arsip Emas merupakan inovasi yang dipersembahkan bagi masyarakat Jateng, setelah muncul banyaknya keluhan masyarakat atas hilangnya atau kerusakan arsip maupun dokumen yang dimilikinya. Seperti hilangnya arsip atau dokumen penting milik masyarakat akibat faktor alam, baik bencana banjir, tanah longsor, kebakaran, termakan rayap.

Selain itu juga, dikarenakan kelalaian dari masyarakat itu sendiri yang mengakibatkan dokumen hilang atau tercecer. Hal itu menurut Prijo, menandakan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya penyelamatan arsip dan dokumen.

Arsip Emas sendiri digunakan untuk penyimpanan arsip-arsip penting yang memiliki nilai guna tinggi secara digital, yang ter-enskripsi (dikodekan secara acak), untuk keamanan data.

Data Arsip Emas tersimpan di server milik Pemerintah Provinsi Jateng. Arsip atau dokumen yang dapat disimpan pada Arsip Emas antara lain SIM, Kartu BPJS, KTP, KK, sertifikat tanah, BPKB, paspor, akte kelahiran, buku nikah, dan lainnya, guna melindungi hak-hak keperdataan masyarakat.

”Arsip Emas ini telah diperkenalkan Gubernur Jateng pada 5 Maret 2019. Kami telah sosialisasikan melalui media sosial Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, pameran Kearsipan dan Perpustakaan di wilayah Provinsi Jateng, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di OPD baik di provinsi maupun kabupaten dan kota, serta kerja sama dengan Bank Jateng,” imbuh Prijo.

Hingga 19 Januari 2020, tambah dia, pengguna Arsip Emas mencapai 919 orang, dengan jumlah data yang disimpan sebanyak 2.177 arsip atau dokumen. Jumlah pengguna tertinggi di Kabupaten Magelang sebanyak 269 orang atau 29% dari total pengguna Arsip Emas.

blank
DIRAWAT: Kegiatan preservasi atau perawatan arsip yang rusak karena kebanjiran, di Desa Cikeusal Lor, Desa Cikeusal Kidul dan Desa Sindangjaya, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Foto: heri priyono

Makin sadar
Pihaknya pun berharap, adanya integrasi Arsip Emas dengan aplikasi-aplikasi teknologi mobile, misalnya dengan perbankan, rumah sakit, PLN, ticketing, Samsat, dan lainnya. Sehingga itu dapat menjadi sarana bantu apabila masyarakat kehilangan arsip atau dokumen.

Mengingat pentingnya Arsip Emas, Prijo meminta masyarakat dapat menggunakan dan mengajak keluarga atau elemen lainnya, untuk ikut menyukseskan program Arsip Emas. ”Sehingga masyarakat juga semakin sadar akan pentingnya penyelamatan arsip secara fisik maupun digital,” tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berharap, pekerjaan kearsipan memang harus menggabungkan antara sains dan literasi serta melakukan inovasi kekinian, agar bisa memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat.

”Komunitas-komunitas yang ada di Jateng harus digandeng untuk membuat inovasi dan kreasi yang lebih milenial, dan mendapatkan format bagaimana meningkatkan minat baca, dan menghidupkan perpustakaan,” tandas Ganjar.

Heri Priyono/Riyan