BLORA (SUARABARU.ID) – Tertundanya uji coba Bandara Blora di Ngloram, Kecamatan Cepu, Blora, Jawa Tengah, semula direncanakan akhir Desember 2019, ternyata terkait persiapan administrasi dan teknis dalam operasi penerbangan.
Namun secara umum fisik, runway (landasan pacu) sudah siap untuk landing dan take off pesawat, beber Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas III Dewandaru-Karimunjawa, Yoga Komala, Rabu (8/1/2020).
Yoga kembali menjelaskan tertundanya uji coba runway Bandara Blora tersebut, tidak lain karena secara regulasi pengajuan Bandara di perbatasan Jateng-Jatim itu bisa tertunda hingga waktu yang belum bisa dipastikan.
“Sejauh ini, karena row data pada Dinas Navigasi Penerbangan (DNP) belum selesai,” tambahnya.
Untuk keperluan itu, menurut Kepala Kantor UPBU Kelas III Dewandaru-Karimunjawa, perlu dilakukan verifikasi terlebih dahulu untuk progres kelayakan operasional kebandaraudaraan.
Kelangkapan administrasi tersebut, lanjutnya, antara lain sertifikat bandar udara, airport emergency plan, aerodrome manual, airport safety drtys data dalam aeronautical information publication (AIP).
Terpublikasi
Dijelaskan Yoga, nantinya jika Bandara selesai dibangun juga tidak langsung bisa beroperasi, karena harus melewati tahapan-tahapan, termasuk perlunya publikasi AIP lebih dulu.
Menurutnya, setelah terpublikasi dalam AIP Bandara Blora yang berlokasi di Desa Ngloram, Kecamaan Cepu, akan bisa terbaca secara internasional, meski nanti baru sebatas melayani penerbangan pesawat carter.
Lantas kapan uji coba pendaratan bisa dimulai? Yoga belum bisa memastikan, masih menunggu untuk diverifikasi, karena saat ini tidak hanya Bandara Blora, tapi juga ada Bandara lainnya juga harus diverifikasi, jelasnya melalui telepon.
Diakui Yoga, banyak pihak menanyakan kapan program uji coba pendaratan dilaksanakan, karena pihaknya memahami Bandara Blora akan memberikan multiplier effect yang luas pada masyarkat.
Diberitakan Selasa (7/1/2020), jadwal uji coba landasan terbang Bandara Blora yang dijadwalkan akhir 2019 atau awal 2020 tertunda. Penundaan itu terkait belum turunnya izin dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara.
Yoga membenarkan, progres pembangunan Bandara sudah rampung secara teknis, dan landasan pacu (runway) siap diuji coba untuk pendaratan pesawat.Untuk uji coba landasan, direncakan menggunakan pesawat carter ATR 42 atau ATR 72 Restricted Take Off Weight (RTWO), setelah sekitar 34 tahun fasilitas itu mati suri (tidak terpakai).
Pekerjaan teknis seperti perpanjangan runway 300 meter x 30 meter, rekonstruksi runway, taxiway dan marking (satu paket) yang sudah tuntas dikerjakan 24 Desember 2019 lalu, sudah rampung.
Selain itu, pemenuhan standar pagar (satu paket), pematangan lahan sisi udara untuk pemenuhan strip Bandara Ngloram (satu paket), pemenuhan RESA threshold runway 08 (satu paket), dan drainase sisi udara, juga sudah beres.
Menurut Yoga Komala, semua pekerjaan sudah siap diverikasi teknis Direktorat Bandar Udara Dirjen Perhubungan Udara, sekaligus untuk kepentingan publikasi kegiatan operasi penerbangan (AIP).
Reaktivasi (pengaktifan kembali) Bandara Blora berjalan lancar. Kelak Bandara ini bisa melayani penerbangan warga Blora, Cepu, Grobogan, Rembang, Bojonegoro, Ngawi, Tuban (Jatim) dan sekitarnya.
Wahono-trs