blank
Bupati Temanggung M Al Khadziq saat melantik dan mengambil sumpah delapan pejabat pimpinan pratama eselon IIB. Pelantikan tersebut dilakukan di Desa Campurejo, Kecamatan Tretep. Foto:  Suarabaru.id/ Yon

TEMANGGUNG (SUARABARU.ID) – Sebanyak delapan jabatan pejabat  pimpinan tinggi pratama eselon IIB di lingkungan Pemkab Temanggung yang kosongan cukup lama akhirnya  terisi, setelah Bupati Temanggung M Al Khadziq melantiknya.

Pelantikan pejabat pimpinan pratama tersebut dilakukan di lereng Gunung Prau, tepatnya di Desa Campurejo, Kecamatan  Tretep. Pelantikan  tersebut  merupakan pelantikan pejabat untuk kedua kalinya yang  dilaksanakan di luar Pendopo Pengayoman Temanggung. Sebelumnya, di tahun 2019 kemarin, Bupati Temanggung M Al Khadziq melakukan pelantikan pejabat di Desa Sucen, Kecamatan Gemawang.

Ke depalan kepala dinas yang dilantik  tersebut yakni Gotri Wijiyanto sebagai Asisten 1 Sekda bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Eko Suprapto (Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal), Prasojo (Kepala Dinas Sosial dan Gema Artisti sebagai Kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan (Permades).

Lainnya Hendra Suharyana sebagai Kadin Pekerjaan Umum (PU), Edi Cahyadi sebagai Kadin Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar), Ripto Susilo sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan  Agus Sujarwo sebagai Inspektur pada  Kantor Inspektorat Kabupaten Temanggung.

Bupati Temanggung M Al Khadziq berharap kepada para pejabat baru yang dilantik untuk memiliki inovasi yang lebih bagus dalam melayani masyarakat.  Dan, jangan hanya bekerja berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA).

“Kalau hanya berdasar DPA saja maka setiap orang bisa menjadi kepala dinas, tetapi harus ada tingkat pertanggungjawaban sosial yang lebih dari pada sekadar melaksanakan DPA,” katanya.
Terkait pemilihan lokasi pelantikan pejabat di Desa Campurejo yang ada di lereng Gunung Prau,  Khadziq mengaku  sengaja  pelantikan tersebut dilakukan untuk me-refresh kembali pikiran para pejabat tentang realita di masyarakat Tretep yang kondisi jalannya hancur, infrastruktur kurang memadai dan kurang adanya senderan jalan.

“Diharapkan pejabat menyerap apa yang didapat dari pelosok desa untuk menjadi dasar dalam membuat kebijakan guna menyejahterakan masyarakat. Semoga ini adalah pilihan yang terbaik,” katanya.

Yon-trs

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini