SEMARANG (SUARABARU.ID) – Dalam rangka antisipasi banjir, Pemerintah Kota Semarang bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan peninjauan ke sejumlah sistem rumah pompa dan drainase yang ada di Kota Semarang, Kamis (2/1) siang.
Peninjauan dilakukan bergiliran secara langsung oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bersama Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin, dilanjutkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dalam kesempatan tersebut selain jajaran Pemerintah Kota Semarang dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, terlihat turut serta juga sejumlah pejabat Kementerian Pekerjaan Umum dan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana.
Dalam tinjauannya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menegaskan jika semua rumah pompa di Kota Semarang sudah diupayakan untuk bisa berfungsi secara maksimal.
Namun hanya saja dalam kunjungannya saat itu ada dua dari tiga pompa di Kali Sringin, Kota Semarang yang sedang dalam perbaikan. Hal itu dikarenakan pompa mengalami kerusakan setelah tersumbat sampah yang terbawa oleh aliran air.
“Saya minta secepatnya, dan petugas harus standby. Saya meminta masyarakat ikut membantu untuk membersihkan saluran air. Jangan buang sampah ke sungai. Itu hukumnya wajib,” kata Ganjar usai meninjau Rumah Pompa Kali Tenggang dan Kali Sringin.
Di sisi lain Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi sebelumnya yang juga meninjau Rumah Pompa Kali Tenggang memastikan jika enam pompa yang beroperasi di tempat tersebut berfungsi dengan baik.
Tak hanya itu, truk penyedot air portable juga disiapkan sebagai antisipasi genangan yang mungkin terjadi di Jalan Kaligawe.
Secara menyeluruh Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu menyebutkan jika di Kota Semarang total telah disiagakan sekitar 49 rumah pompa.
“Yang menjadi tanggung jawab penuh Pemkot Semarang di bawah Dinas PU yaitu 43 rumah pompa, ditambah ada 3 yang baru juga. Dan yang milik BBWS Pemali Juwana sendiri ada 3, sehingga jika ditotal semuanya ada 49 rumah pompa siaga,” terang Hendi.
Sementara, Kepala BBWS Pemali-Juwana, Ruhban Ruzziyatno menerangkan secara teknis, bahwa cara antisipasi datangnya air tiba – tiba di Kota Semarang adalah dengan menurunkan elevasi atau ketinggian air yang ada di penampungan air rumah pompa.
Seperti di Rumah Pompa Kali Tenggang dan Sringin elevasi diturunkan menjadi minus 0,02 meter dari permukaan normal. Artinya, meskipun tidak hujan, pompa akan terus dinyalakan hingga elevasi mencapai titik tersebut.
“Sekarang ini, kami turunkan elevasinya menjadi -0,02 untuk cadangan sewaktu waktu ada air dadakan. Sehingga, kami masih punya waktu untuk pompa dan diarahkan ke laut. Secara umum banjir sudah diantisipasi. Jika ada banjir karena hujan besar, kami pompa, jika banjir karena rob, ada tanggul. Sistemnya seperti itu,” imbuhnya.