blank
Kapolres Kebumen AKBP Rudy Cahya Kurniawan didampingi Dandim 0709/Kebumen Letkol Kav MS Prawira Negara yang diwakili Kasdim Mayor Pandiangan dan pengusaha Sugeng Budiawan meninjau rumah Supriyati di Desa Krakal, Kecamatan Alian, Jumat pagi 27/12.(Foto: Suarabaru.id/Ist)

KEBUMEN – Program peduli sosial yang diprakarsai “Sedulur Kebumen” melibatkan banyak pihak mulai unsur birokrasi, pejabat sipil dan militer, pengusaha serta wartawan, di akhir 2019 ini dilanjutkan kembali.

Kal ini “Sedulur Kebumen”melakukan survai awal untuk bedah rumah di Desa Krakal, Kecamatan Alian. Uniknya pada kegiatan yang dipimpin Kapolres Kebumen AKBP Rudy Cahya Kurniawan dan Dandim 0709/Kebumen Letkol Kav Muhamad Sarif Prawira Negara yang diwakili Kasdim Mayor Pandiangan serta pengusaha Sugeng Budiawan, Jumat pagi (27/12) itu mengajak pula Irjen (Purn) Harwiyanto, mantan Pati SSDM Polri dan pernah bertugas di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

Adapun survai bedah rumah kali ini menyasar ke rumah reyot milik Ny Supriyati (49), warga kurang mampu yang tinggal di RT 01 RW 02 Desa Krakal, Kecamatan Alian.  Rumah dari papan dan bambu seluas 4 x 6 meter itu selama sekitar 17 tahun ditempati wanita tersebut bersama keenam anaknya dan belum tersentuh bantuan.

Menurut Kapolres Kebumen AKBP Rudy Cahya Kurniawan, program peduli sosial yang diinisiasi anggota “Sedulur Kebumen” perlu didukung karena sangat positif untuk membantu masyarakat kecil tanpa ada sekat birokrasi. Padahal yang ikut berpartisipasi banyak pihak. Mulai pengusaha, sukarelawan, wartawan, pejabat sipil dan TNI, Polri, tokoh lintas agama, hingga tokoh masyarakat di perantuan.

Rombongan sempat berkumpul di Mapolres. Selanjutnya transit dan makan pagi di Meotel Dafam Hotel Jalan Ahmad Yani Kebumen. Selanjutnya rombongan “Sedulur Kebumen”  meluncur ke Desa Krakal di utara Kebumen. Sedangkan survai pendahuluan dilakukan kalangan wartawan Kebumen.

Memprihatinkan

Tim “Sedulur Kebumen”, termasuk Irjen (Purn) Harwiyanto pun tak canggung saat mendatangi rumah Supriyati. Rumah sangat sederhana itu memang layak dibantu. Mengingat kondisinya memperihatinkan, lantainya dari tanah liat, tak ada meja kursi dan hanya ada sebuah dipan dari bambu tanpa kasur.

Bahkan dapur yang digunakan Ny Supriyati untuk memasak hanya berdinding dan atap dari plastik terpal.  Tak ada kompor gas, hanya ada tungku kecil dan tumpukan ranting pohon sebagai bahan bakar untuk memasak. Bahkan untuk keperluan mandi cuci dan kakus (MCK), keluarga itu menumpang  ke rumah tetangga.

Kades Krakal Kecamatan Alian Agus Parwidi mengatakan, sebenarnya bantuan untuk memperbaiki rumah Supriyati sudah tiga kali ditawarkan. Namun berhubung keterbatasan biaya, wanita itu selalu menolak.”Bantuan bedah rumah dari program Pemerintah  desa sifatnya hanya membantu, sisanya ditanggung  oleh penerima. Untuk itu kami berharap apabila  ada bantuan untuk bedah rumah dari donatur lain, kami pun siap turut membantu,” jelas kades.

Sugeng Budiawan didampingi beberapa pengusaha peduli di Kebumen menyatakan, selama ini pihaknya bergandengan tangan dengan banyak pihak, utamanya Forkompinda dan pengusaha membantu bedah rumah dengan prinsip gotong royong. Sejak dibentuk pagayuban “Sedulur Kebumen” telah melaksanakan 21 kali bedah rumah tersebar di berbagai desa dan kota Kebumen.

Menurut Sugeng, untuk perbaikan rumah Supriyati akan dimulai Januari 2020 dan diperkirakan menelan dana sekitar Rp 40 juta.”Nanti rumahnya perlu dikosongkan dulu, kayunya akan diganti dan dilengkapi. Kebetulan fondasi rumah itu sudah ada, namun karena janda belum bisa membangun,”jelas Sugeng.

Suarabaru.id/Komper Wardopo