blank
Prosesi peresmian produksi awal Lapangan Kedung Keris oleh Kepala SSK Migas Dwi Soetjipto (dua dari kanan), disampingi Presiden EMCL Louise McKienzi (kanan). Foto : Foto : SB/Wahono

BOJONEGORO (SUARABARU.ID) – Blok Cepu kembali mencatat sejarah baru. Sejarah itu dibuktikan, Selasa (17/12/2019), dengan produksi awal Lapangan Kedung Keris 5.000 BPH masuk ke BU Project jadi  220.000 BPH

Setelah peresmian produksi awal, SKK Migas dan stakeholder meneruskan untuk usulan perubahan izin Amdal yang semula 220.000 BPH menjadi 235.000 barel perhari (BPH).

ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), dengan para mitra Blok Cepu, PT Pertamina EP Cepu dan Badan Kerja Sama PI Blok Cepu, telah memulai kegiatan produksi minyak dari Proyek Kedung Keris.

Saat ini, produksi Kedung Keris sekitar 5.000 barel minyak per hari, dan dapat ditingkatkan menjadi 10.000 barel minyak BPH pada saat produksi puncak.

Hasil produksi dari Kedung Keris, mendukung keseluruhan produksi Blok Cepu, yang mana saat ini memproduksi lebih dari 25 persen minyak Indonesia dengan aman dan andal.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, meresmikan kegiatan produksi minyak perdana lapangan Kedung Keris pada acara yang digelar di Sport Hall EMCL.

Dwi Soetjipto didampingi Gubernur Jawa Timur diwakili Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur, Setiadjit, dan Presiden Direktur PT Pertamina (Persero), diwakili  Senior Vice President Development & Production, Panji Sumirat.

Hadir pula, para pimpinan mitra Blok Cepu, Presiden ExxonMobil Cepu Limited, Louise McKenzie, Presiden Direktur PT Pertamina EP Cepu, Jamsaton Nababan dan Kepala Badan Kerja Sama PI Blok Cepu, Hadi Ismoyo.

ExxonMobil berterima kasih kepada pemerintah Indonesia, Pemkab Bojonegoro, Pemkab Tuban, para  mitra PT Pertamina EP Cepu, dan BKS PI Blok Cepu serta masyarakat yang mendukung proyek ini.

“Kami akan terus mengevaluasi kemampuan, dan kinerja dari sumur Kedung Keris,” ujar McKenzie.

Di Lapangan Kedung Keris, juga telah mencapai catatan keselamatan yang signifikan pada proyek ini, dengan lebih dari dua juta jam keselamatan kerja, urai McKenzie.

Untuk kontrak rekayasa, pengadaan, dan konstruksi proyek Kedung Keris dilaksanakan PT Meindo Elang Indah, sebuah perusahaan Indonesia.

20 Juta Barel

Proyek ini terdiri dari tapak sumur untuk operasi satu sumur, dan pipa bawah tanah berdiameter 8 inci, sepanjang 15 kilometer yang tersambung dengan fasilitas oengolahan pusat Banyu Urip.

Lapangan Kedung Keris sendiri, ditemukan pada 2011, sekitar 15 kilometer sebelah timur Lapangan Banyu Urip tidak jauh dari perbatasan Jateng-Jatim.

blank
Lapangan Kedung Keris dengan perkiraan cadangan minyak 20 juta barel. Foto : SB/Is

Berdasarkan evaluasi saat ini, diperkirakan cadangan minyak dari Lapangan Kedung Keris mencapai 20 juta barel. Kedua lapangan tersebut terletak di Blok Cepu, di mana EMCL bertindak sebagai operatornya.

Perlu diketahui, ExxonMobil adalah perusahaan minyak dan gas internasional terbesar yang diperdagangkan secara publik.

Anak perusahaan ExxonMobil Corporation dan pendahulunya telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 120 tahun. Bahkan sejak 1979, menginvestasikan lebih dari US$ 23 miliar di Indonesia.

ExxonMobil di Indonesia mengembangkan bisnis hulu dan hilir dengan lebih dari 800 karyawan, hampir 97 persen di antaranya adalah tenaga kerja Indonesia.

Selama kehadirannya di Indonesia, ExxonMobil telah aktif mengembangkan, dan membantu masyarakat di sekitar area operasi di banyak sektor.

Wahono-trs