WONOSOBO-Bawaslu Wonosobo bersama Komunitas Kartunis Wonosobo (KKW), Rabu (20/11), membuat karya karikatur pengawasan pemilu di halaman Kantor Bawaslu Mendolo. Karya ini diharapkan menjadi media menggugah kesadaran warga ikut mengaawasi Pemilu dan Pilkada.
“Ada beberapa isu pengawasan Pemilu yang mestinya diketahui publik. Masyarakat pun bisa secara aktif dan partisipatif ikut mengawasi jalannya pesta demokrasi,” kata Ketua Bawaslu Sumali Ibnu Chamid, di sela kegiatan dengan Komunitas Kartunis Wonosobo.
Sebelum para kartunis membuat karya, Sumali Ibnu Chamid menyampaikan beberapa proses pelaksanaan pemilu dan Pilkada yang membutuhkan partisipasi publik, seperti pemutakhiran data pemilih, pencalonan, kampanye dan laporan dana kampanye.
“Publik bisa terlibat mengawasi semua proses Pemilu dan Pilkada. Keterlibatan seniman, termasuk kartunis sangat dibutuhkan. Melalui karya berupa kartun atau lukisan, kartunis dan pelukis bisa ikut mengawasi Pemilu melalui kritik dengan media gambar,” imbuhnya.
Hasil karya ini, katanya, selain akan dipamerkan dalam galeri demokrasi Bawaslu Wonosobo, juga akan digunakan sebagai media literasi warga. Karya seni berupa karikatur memiliki cara tersendiri dalam memberikan informasi kepada penikmatnya.
“Melalui media kartun dan lukisan diharapkan akan menumbuhkan kesadaran warga menjadi bagian dari pengawasan Pemilu. Media visual karikatur bisa bermuatan sindiran, kritik dan humor, tentu punya dampak yang sangat mendalam dan menggelitik,” katanya.
Nilai Keabadian
Koordinator Divisi SDM dan Organisasi Bawaslu Wonosobo Nasser Salasa saat membuka acara lukis kartun mengatakan forum seni ini memiliki nilai keabadian karena bisa terdokumentasi. Karya seni ini punya nilai dan memberi kontribusi bagi masyarakat.
Perwakilan Kartunis Wonosobo, Aji Mahendra
mengaku Komunitas Kartunis Wonosobo sangat senang dilibatkan Bawaslu Wonosobo dalam kegiatan ini. Sebab, seniman bisa mencurahkan ide dan gagasan tentang Pemilu dan Pilkada melalui karya seni karikatur.
“Lewat kegiatan ini, para kartunis bisa mencurahkan pikiran ke dalam bentuk karikatur. Melalui karya seni ini, kartunis bisa menyampaikan beberapa masukan sekaligus kritik guna perbaikan proses politik dalam Pemilu dan Pilkada,” sebutnya.
Pegiat seni karikatur, imbuhnya, bisa menuangkan ide dan kritik lewat gambar sebagai cerminan masyarakat bawah tentang Pemilu dan Pilkada di Wonosobo. Selama ini teman-teman seniman belum banyak dilibatkan dalam perhelatan pesta demokrasi.
Mardi Yuwono peserta lain menyatakan, dalam Pemilu ada situasi akut yakni politik uang. Pihaknya sempat sanksi apakah politik uang yang sedemikian marak dalam Pemilu dan Pilkada bisa dicegah. Seniman harus jadi pelopor pencegahan money politik.
“Ya saya sebagai seniman, lewat karya ini harapanya dapat mengajak warga bersama memerangi praktik politik uang. Karena dampak money politik uang sangat mengerikan dan bisa mempengaruhi kualitas Pemilu dan Pilkada mendatang,” ungkapnya.
SuaraBaru.id/Muharno Zarka