MAGELANG – Media sosial seharusnya bisa menjadi ujung tombak untuk menyebarkan pesan-pesan damai dan merawat kebhinekaan Indonesia sebagai rumah bersama. Namun, terkadang media sosial justru digunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab untuk menyebarluaskan informasi yang tidak benar.
Penjelasan itu disampaikan Sekretaris Daerah Kota Magelang, Joko Budiyono, dalam pelatihan Pemanfaatan Media Sosial Kampanye Bina Damai 2019, di TITD Liong Hok Bio Kota Magelang, beberapa hari lalu.
‘’Indonesia itu rumah bersama, tidak mungkin didiami satu kelompok saja. Keberagaman ini jadi kekuatan kita untuk membangun ke depan lebih baik lagi. Termasuk Kota Magelang, juga rumah bersama. Kita lihat di sini ada Alun-alun, ada klenteng, gereja, masjid. Ini gambaran Magelang miniatur Indonesia,’’ paparnya.
Joko berharap, kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominsta) Kota Magelang itu, memberikan dampak positif, membuka wawasan dan cara pandang tentang keberagaman, kebhinekaan dan toleransi di dalam kehidupan sehari-hari melalui media sosial.
‘’Mari kita ciptakan konten-konten media sosial yang positif, serta menjadi generasi yang cerdas dan berkompeten dalam mengelola media informasi yang ada untuk Indonesia yang lebih baik,’’ pinta Sekda Kora Magelang.
Kepala Diskominsta Kota Magelang, Catur Budi Fajar Sumarmo mengatakan, kedewasaan masyarakat sebagai pengguna media sosial sangat dibutuhkan.
‘’Masyarakat dituntut untuk bisa menahan diri agar tidak mudah terhasut dengan informasi yang mengandung permusuhan dan ujaran kebencian di media sosial,’’ ungkapnya.
Menurutnya, mewujudkan perdamaian tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tapi juga generasi muda di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Generasi muda diharapkan menjadi agen perubahan (agent of change) dalam menjaga perdamaian dan merawat kebhinekaan. (hms)
Editor : Doddy Ardjono