TANDA-TANDA alam hasil dari ingatan para sesepuh zaman dulu disebut ngelmu titen. Peristiwa yang muncul menjelang kompetisi kepemimpinan, mulai tingkat lurah hingga lebih tinggi bisa dijadikan acuan, apakah orang tersebut gagal atau berhasil.
Misalnya, Jelang Pilkades, metode ini pernah saya ajarkan beberapa teman melalui pengamatan terhadap fenomena alam. Diantaranya adanya kupu hinggap di ruang tamu calon, dan baru pindah ke ruang tengah setelah Pilkades usai. Selain membaca tanda alam, dapat juga menggunakan konsep tradional dan spiritual melalui kepekaan mata hati membaca tanda alam itu.
Hewan dan Alam Sebagai Tanda
Hewan yang sering menjadi tanda, diantaranya Samberlilen, jika masuk rumah calon itu diyakini pertanda baik. Samber Lilen adalah hewan yang indah, mengkilat dan mempesona. Bahkan orang Jawa memanfaatkan bagian sayapnya sebagai aksesoris, dan bahan susuk pengasihan.
Selain kupu dan samberlilen, ayam jantan (jago) diyakini pertanda baik. Jago adalah lambang dari keperkasaan dan kejantanan. Rumah calon pemimpin yang dimasuki Ayam jantan, apalagi naik ke kursi, itu juga diyakini pertanda baik.
Orang Jawa menyakini kepemimpinan itu karena faktor energi kepemimpinan atau PULUNG yang digambarkan sebagai cahaya putih. Calon yang didatanginya punya kans untuk jadi. Cahaya ini dapat dilihat oleh orang yang kasyif atau tembus pandang.
Situasi rumah calon juga dapat dideteksi secara fisik dan mata hati. Jika auranya cemerlang, itu pertanda ada keberkahan pada rumah itu. Nur atau cahaya itu muncul dan menetap pada hari minus 3 – 7 hari pemilihan.
Tanda positif bagi calon adalah saat melekan atau warga berkumpul (jagong) malam hari, rumahnya sering dikunjungi orang yang (maaf) keterbelakangan mental. Lalu, apa kaitannya? Orang seperti itu medukungnya lebih ikhlas, sedangkan dukungan orang waras sering kali karena pamrih : dapat jabatan, proyek, dsb.
Tanda Positif
Dalam kepercayaan Jawa, calon jadi diyakini yang diikuti PULUNG atau “cahaya putih” sinyal kepemimpinan itu pada ditandai :
1.Sering mengantuk karena gelombang otaknya Alpha – Theta, itu efek dari kondisi batin yang tenang, hingga ia mampu berpikir dan bertindak, dadanya lapang, lebih siap menang atau kalah. Dalam konsep tasawuf, termasuk salah satu indikasi doa seseorang itu dibukakan pintu langit, maka dadanya dibuat lapang.
2.Aura wajah cerah, begitu pula keluarganya, saat tidur mimpi indah : Melihat atau didekati bulan purnama, bertemu atau bersalaman dengan para tokoh : Bung Karno, atau para Raja, dan saat bangun tubuh terasa enteng, nyaman, dan setelah bangun terasa rileks.
Tanda Negatif
Sebaliknya, tanda yang merupakan indikasi gagal adalah : Mimpi buruk dan saat bangun terasa tidak nyaman. Misalnya, mimpi hanyut di sungai keruh, berenang melawan arus pada air deras (banjir), mendaki tebing dan tanah yang dipijak selalu longsor, impiannya jelek, dikejar anjing, ular, dan saat bangun terasa capek, gelisah, uring-uringan dan sulit dalam konsentrasi.
Sedangkan tanda pada luar diri, calon gagal biasanya ditandai, rumah sering dimasuki hewan yang biasa di tempat kotor : Kecoa atau jenis hewan yang biasa tinggal di tempat kotor.
Kenapa? Hewan itu memiliki kepekaan mendeteksi sinyal positif atau negatif, dan itu bukan tahayul. Menjelang Tsunami di Thailand, gajah-gajah berlarian ke Gunung, sedangkan manusia yang bisa mencerna sinyal itu. Ini pertanda hewan lebih peka.
Gelas terjatuh lalu pecah saat ada banyak tamu, juga diyakini pertanda kurang baik. Kenapa? Gelas terjatuh itu karena orang yang membawa terkena pengarug vibrasi negatif pada ruangam itu sehingga konsentrasi pun buyar, kacau hingga memengaruhi orang orang kurang konsentrasi.
Calon gagal cenderung bernafas dengan nafas dada, pendek dan tersendat-sendat, sedangkan calon jadi, biasanya bernafas dengan nafas perut, dengan tarikan dan hembusan nafas lebih panjang.
Selebihnya, wallahu alam.