WONOSOBO – Sejumlah 34 santriwan-santriwati Pondok Pesantren (PP) Miftahul Huda Siwatu Bumiroso Watumalang Wonosobo, Minggu (4/8), diwisuda dan melakukan khataman bil ghoib 30 juz di komplek PP Miftahul Huda Siwatu setempat.
Para santri yang melakukan khataman bil ghoib 30 juz Al Qur’an merupakan peserta program “Hafal Al Qur’an Sebulan” yang diselenggarakan Yayasan Karantina Tahfidz Al Qur’an Nasional bekerjasama dengan PP Miftahul Huda Siwatu Wonosobo.
Pengasuh PP Miftahul Huda Siwatu Dra Hj Yulia Sri Latifah Al Hafidzoh MSi mengatakan acara wisuda dan khataman bil ghoib 30 juz peserta program “Hafal Al Qur’an Sebulan” dibarengkan dengan Khoul R KH Ghozaly Syihab pendiri PP Miftahul Huda Siwatu
“Di antara beberapa santriwan dan santriwati ada yang hafal Al-Qur’an 30 juz hanya dalam waktu 20 hari atau kurang dari satu bulan. Ini tentu pencapaian yang sangat luar biasa. Al Qur’an sebanyak 30 juz bisa dihafalkan kurang dari satu bulan,” sebutnya.
Santri yang mengikuti khataman tidak saja datang dari wilayah Wonosobo dan kota lain di Jawa Tengah tapi terdapat peserta yang berasal dari Lampung, Kulonprogo, Yogyakarta, Banda Aceh, Bekasi, Riau, Jambi, Jakarta dan Palembang.
“Hingga saat ini sudah ratusan lebih penghafal Al Qur’an 30 juz yang dihasilkan dari program “Hafal Al Qur’an Sebulan” di PP Miftahul Huda Siwatu Bumiroso Watumalang Wonosobo. Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia,” katanya.
Usai prosesi khataman diwisuda, orang tua santri dan pengunjung yang hadir, mendengarkan pengajian akbar yang diisi oleh Dai Wayang Nusantara KH Ilham Supriyanto S Pd I MSi dari Pati. Pengajian diselingi dengan sholawat dan suluk Jawa.
Hafidz-Hafidzoh
Menurut Yulia, setiap hari santri melakukan setoran kepada tim Muhafidz. Satu santri rata-rata mampu melakukan hafalan setoran satu sampai dua juz. Tahun ini M Nur Abdilllah (22), asal Bekasi mampu mengahafal 30 juz dalam waktu hanya 20 hari.
“Dalam satu hari santri ditarget hafal satu juz sehingga dalam satu bulan bisa hafal dan khatam hingga 30 juz. Hafalan menggunakan metode yadain, yakni menghafal ayat, terjemah dan nomer ayat dengan visualisasi,” ujar Yulia.
Jika dalam waktu satu bulan, tambahnya, santri tidak mampu menghafalkan Al Qur’an 30 juz akan dilanjutkan pada angkatan berikutnya. Namun dari peserta yang ada dalam satu bulan minimal peserta bisa menghafal sampai 20 juz Al Qur’an.
Selain mendapat predikat sebagai hafidz dan hafidzoh, peserta yang sudah hafal Al Qur’an akan mendapat sertifikat sebagai penghafal Al Qur’an. Dari angkatan pertama hingga saat ini terhitung sudah ratusan hafidz/hafidzoh yang dihasilkan dari program ini.
Yulia menyebut penghafal Al Qur’an tergolong insan yang mulia. Sebagai hafidz/hafidzoh, yakni menjadi keluarga Alloh, termasuk manusia terbaik dihadapan Alloh, berhak menjadi pemimpin umat, ditinggikan derajatnya di surga dan sebagai pewaris ilmu.
“Selain itu, penghafal Al Qur’an juga diangkat derajatnya, mendapat ketenangan, rahmat, naungan malaikat dan dibanggakan Allah SWT. Bisa pula mendapat penghargaan dari Nabi, meraih nikmat kenabian,” tegasnya.
Para penghafal Al Qur’an, kata Yulia, mendapat syafaat di hari kiamat, meraih pahala yang melimpah dan berhak mempersembahkan mahkota pada kedua orang tuanya. Dia mengatakan tiap saat pihaknya bisa menerima santri baru.
SuaraBaru.id/Muharno Zarka