Jateng Siap Gelar Kongres Sampah
Gubernur Ganjar Pranowo mengikuti acara penanaman mangrove di Mangkang Wetan, Mangunharjo, Semarang, Sabtu (20/7).

SEMARANG – Persoalan sampah menjadi perhatian serius Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Selain selalu mengampanyekan pengurangan plastik, dalam waktu dekat, mantan anggota DPR RI dua periode itu akan menggelar kongres sampah di Jateng.

Hal itu disampaikan Ganjar saat mengikuti kegiatan penanaman mangrove di Pantai Mangkang, Kelurahan Mangunharjo Kota Semarang, Sabtu (20/7). Pernyataan itu disampaikan Ganjar setelah melihat begitu parahnya sampah di lokasi penanaman mangrove tersebut.

Sepanjang perjalanan menuju lokasi penanaman mangrove, sampah plastik memang mendominasi pantai tersebut. Tak hanya di pantai, di aliran sungai serta tambak-tambak petani, sampah plastik juga terlihat mengapung begitu banyak.

“Lihat ini, sampahnya luar biasa banyak. Indonesia itu juara dua sampah terbanyak di dunia. Jadi tolong jangan hanya penanaman mangrove, persoalan sampah ini juga harus menjadi perhatian perusahaan,” kata Ganjar kepada Presiden Direktur PT Nojorono Tobacco International Stefanus JJ Batihalim, pihak yang menggelar penanaman mangrove tersebut.

Menurut Ganjar, penanganan sampah plastik tidak akan pernah selesai apabila tidak ada keterlibatan semua pihak, termasuk perusahaan. Dengan berbagai kemampuan yang dimiliki, perusahaan dinilai mampu berperan besar dalam penanganan sampah.

“Saya dalam waktu dekat nanti akan menggelar konggres sampah. Saya harap semua perusahaan peduli dan ikut bergerak bersama, karena ini demi masa depan yang lebih baik,” tegasnya.

Selama ini lanjut dia, kepedulian perusahaan akan lingkungan sudah sangat bagus. Akan tetapi, intensitas dan kualitasnya harus lebih ditingkatkan agar dampaknya semakin luas.

“Jadi kalau dulu ada istilah pentahelix, saya minta ditingkatkan jadi helixcopter, biar seperti baling-baling helicopter yang berputar cepat untuk penanganan masalah ini,” tegasnya.

Jawa Tengah lanjut Ganjar, memang sedang fokus pada penanganan sampah. Sudah ada dua teknologi besar dalam pengelolaan sampah di Jateng, yakni pengolahan sampah menjadi listrik di Kota Semarang dan pengolahan sampah menjadi briket di Cilacap.

“Akan kami dorong terus berbagai upaya penanganan sampah. Saya juga menghimbau kepada masyarakat untuk bijak dalam mengelola sampah, kalau tidak bisa memanfaatkan, minimal tidak membuang sampah sembarangan,” pungkasnya.

Kegiatan penanaman mangrove tersebut diikuti oleh sejumlah pelajar dan komunitas. Sebanyak 15.000 bibit mangrove ditanam di lokasi itu.

“Ini wujud kepedulian kami kepada lingkungan. Semoga dengan penanaman mangrove ini, wilayah di sekitar pantai ini terbebas dari abrasi,” ucapĀ  Presiden Direktur PT Nojorono Tobacco International Stefanus JJ Batihalim. (suarabaru.id/hp)