MAGELANG- Sudah menjadi tradisi tahunan, setiap peringatan Hari Jadi,Pemkot Magelang selalu menyelenggarakan Gerebeg Getuk. Kegiatan yang berlangsung Minggu (28/4) di Alun-alun Kota Magelang disaksikan ribuan warga.
Dua gunungan gethuk terdiri gunungan gethuk lanang dan wadon dalam hitungan menit habis diserbu masyarakat. Selain dua gunungan gethuk, juga diperebutkan 17 gunungan palawija yang berasal dari 17 kelurahan se Kota Magelang.
Sebelumnya dua gunungan gethuk lanang dan wedok berada di halaman Masjid Agung Kota Magelang. Gunungan gethuk lanang tingginya 3,5 meter dan gunungan gethuk
wedok setinggi 2,5 meter. Beberapa saat kemudian kedua gunungan digotong bersamaan menuju tengah alun-alun untuk diperebutkan.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito kemudian memberikan aba-aba kepada masyarakat untuk memperbutkan gunungan gethuk maupun gunungan hasil bumi.
Sebelum memberi aba-aba, Sigit meminta petugas keamanan untuk membuka pagar besi agar masyarakat bisa masuk dan memperebutkan 19 gunungan tersebut. ‘’Saya minta semua pagar dibuka agar masyarakat bisa masuk ke tengah,’’ ujar Sigit.
Masyarakat yang sudah tidak sabar langsung memanjat gunungan gethuk dan gunungan palawija untuk mengambilnya. Aksi saling lempar gethuk dan aneka sayuran dari gunungan yang diperebutkan tersebut juga mewarnai prosesi tersebut.
Prosesi Gerebeg Gethuk ini diawali dengan penampilan sendratari Babad Mahardika yang dimainkan oleh 230 pelajar dari SMK N 1, SMK N2, SMK N 3 dan SMA N 1 Kota Magelang.
Sendratari tersebut disutradarai seniman Magelang Tri Setyo “ Gepeng” Nugroho.
Prosesi diawali dari Kampung Mantiasih (Meteseh) , Kelurahan Magelang yang diyakini sebagai cikal bakal Magelang . Di kampung tersebut, juga terdapat peninggalan kuna berupa petilasan prasasti Mantiasih dan berakhir di depan gedung PDAM Kota Magelang yang juga bekas kantor Wali Kota Magelang zaman dulu.
Sesampainya di Kantor PDAM Kota Magelang yang berlokasi di Jalan Veteran atau sekitar 1 kilometer dari Petilasan Mantiasih, Wali Kota Magelang Sigit Widyinindito dan Wakil Wali Kota Windarti Agustina beserta Forum Pimpinan Daerah setempat secara beriringan menaiki salah satu kereta kencana milik Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju Alun-alun Kota Magelang.
Rombongan wali kota dikawal oleh puluhan bergada (pasukan) yang berasal dari para siswa SMA/SMK yang ada di Kota Magelang . Prosesi dilanjutkan dengan upacara yang diakukan dengan Bahasa Jawa, dimana seluruh peserta upacara mengenakan pakaian adat jawa.
Tidak hanya pakaian, aba-aba dan Wali Kota Magelang dalam memberikan sambutan juga menggunakan Bahasa Jawa.
Sigit Widyonindito mengatakan, prosesi gerebeg gehuk ini dalam rangkaian Hari Jadi ke-1.113 Kota Magelang dan dilaksanakan setiap tahun. (hms)
Editor : Doddy Ardjono