SALATIGA – Sebanyak 496 guru ngaji di Kota Salatiga menerima insentif, Senin (8/4). Penyerahan dilakukan di Kantor Kemenag Kota Salatiga sela jam kerja. Sedangkan, untuk wilayah Kabupaten Semarang sebanyak 1.500 guru ngaji.
Sebelumnya, penyerahan secara simbolis oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen didampingi Wakil Walikota Salatiga, Muh Haris di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Salatiga, akhir pekan lalu.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengalokasikan anggaran untuk insentif untuk guru madrasah diniyah (Madin), TPQ, guru ngaji dan pengasuh pondok pesantren.
“Insentif tersebut diberikan melalui dana hibah dengan total anggaran sekitar Rp 205 miliar. Sampai dengan saat ini, tercatat 171.131 guru ngaji se-Jateng akan menerima insentif tersebut,” kata Taj Yasin Maimoen.
Pemberian insentif, sebutnya, adalah bentuk dukungan Pemprov Jateng terhadap guru madrasah agar semakin bermutu dan profesional dalam mendidik generasi masa depan. Masing-masing guru ngaji akan menerima Rp 1,2 juta setahun yang diterimakan per triwulan.
Ada pun penerima, yakni guru madrasah diniyah (madin), guru TPQ dan pengasuh pondok pesantren. Diakui Taj Yasin Maimoen, penyerahan Insentif berupa tabungan tersebut merupakan janji pada saat kampanye bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Pilgub tahun 2018 lalu.
“Yaitu membantu guru ngaji seluruh Jateng. Semoga semangat ghirah dalam membimbing anak-anak menjadi saleh dan berbudi luhur dapat terus ditingkatkan,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Wali Kota Salatiga dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemprov Jateng atas dilaksanakannya kegiatan tersebut di Kota Salatiga. Wawali menilai, kedatangan Gus Yasin bersama rombongan ini membawa keberkahan dan manfaat bagi kita semua.
Dan sejuah ini, Pemkot Salatiga terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan, seirama dengan Pemprov Jateng. “Pada periode pertama, kami fokus pada pembangunan manusia, yaitu di bidang pendidikan, kesehatan dan UMKM. Sedangkan pada periode kedua lebih fokus pada pembangunan fisik dan penataan wajah kota,” terang Wawali.
Dalam kesempatan itu, Muh Haris menjelaskan bahwa angka kemiskinan menurun menjadi 4,84 (rendah) dan indeks pembangunan manusia (IPM) naik pada angka 81,68 atau termasuk tinggi.
“Kepada guru madrasah diniyah (madin), guru TPQ dan pengasuh pondok pesantren, saya mengajak untuk bersama-sama berperan aktif dalam menjaga toleransi di Kota Salatiga,” sebut Muh Haris.
Suarabaru.id/erna