blank
Tim TPID Surakarta dipimpin Wakil Ketua Bandoe Widiarto (baju batik) tengah memantau harga komoditas di Pasar Gede Solo dalam kegiatan yang berlangsung , Rabu (20/3) (Adji W)

SOLO – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Surakarta menduga  terjadi ketidak wajaran terkait kenaikan harga bawang merah dan putih  yang mencapai kisaran 12 hingga 19 persen . Kondisi kenaikan harga dua komoditas dimaksud bakal mempengaruhi tingkat inflasi di Surakarta.

“TPID akan menelusuri penyebab kenaikan harga bawang putih dan merah yang saat ini terjadi”, kata Wakil Ketua Tim TPID Surakarta Bandoe Widiarto ketika ditemui usai melakukan inspeksi mendadak  terkait harga komoditas pangan di Pasar Gede Surakarta , Rabu (20/3).

Bandoe Widiarto yang juga menjabat Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo didampingi Kepala BPS Surakarta R Bagus Rahmat Susanto membeberkan saat ini tengah berlangsung masa panen bawang merah. Lebih dari itu, produksi local bawang merah sudah mampu memenuhi kebutuhan nasional. Adanya kenaikan harga justru memunculkan pertanyaan, apakah hasil panen tidak sesuai harapan alias mengami gangguan.  Diakui harga Bawang Merah sekarang ini dikisaran Rp 26.167/kg. Harga disebut terakhir mengalami kenaikan dikisaran 12,14 persen dibanding minggu lalu Rp 23.333/kg .

Mengenai bawang putih diakui merupakan komoditas impor. Menjadi pertanyaan mengapa harga rata ratanya melejit menjadi Rp 41.333/ kg padahal minggu lalu Rp 34.667/kg. Padahal jalur distribusi selama ini cukup lancar.

Kenaikan harga dua komoditas yang diluar perkiraan berpengaruh kepada tingklat inflasi . Kendati bawang merah dan putih mengalami kenaikan harga , namun komoditas lainnya cukup stabil.  Sebagai gambaran  harga cabe bervariasi ada yang naik namun ada pula yang turun. Daging ayam ras harganya stabil di kisaran Rp 32.000/ kg. Sedangkan ayam kampong dikisaran antara Rp 40.000 sampai dengan Rp 60.000/kg. Harga daging sapi dikisaran Rp 120.000/kg, jelasnya.

Inflasi

Masih dalam kesempatan sama Kepala Badan Pusat Statistik  (BPS) Surakarta R Bagus Rahmat Susanto menyatakan, kenaikan harga bawang putih dinilai cukup tinggi.  Kenaikan harga yang berlangsung  berpengaruh terhadap tingkat inflasi mengingat bawang  putih dan merah  memiliki bobot yang cukup tinggi terkait nilai inflasi.

” Ya mau tak mau sepertinya bulan Maret ini  kelihatannya ada inflasi untuk kota Surakarta . Padahal bulan Februari 2019 , kota Surakarta deflasi 0,11 persen.  Meski belum dihitung , inflasi  kota Surakarta untuk bulan Maret 2019 diatas  Maret 2018  yang inflasinya sebesar 0,18 persen,”terangnya .

 Suarabaru.id/Adji W

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini