REMBANG – PT Semen Gresik mendukung progam pendidikan vokasi industri yang menjadi prioritas jajaran Kementerian Perindustrian dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Perusahaan persemenan terkemuka ini berkomitmen berkontribusi positif dalam peningkatan SDM yang siap kerja dan sesuai dengan kebutuhan industri, khususnya di Kabupaten Rembang.
Komitmen itu diwujudkan dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman antara Semen Gresik dengan enam kepala sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kabupaten Rembang saat kegiatan Peluncuran Progam pendidikan Vokasi Industri Dalam Rangka Membangun Link and Match Industri dengan SMK se-Jateng dan DIY, Kamis (28/2).
Penandatangan MoU yang digelar di PT Delta Dunia Sandang Tekstil (Duniatex) Demak ini disaksikan langsung oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto; Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad; Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan berbagai pihak terkait lainnya.
Selain Semen Gresik, ada juga puluhan perusahaan lain di wilayah Jateng – DIY yang juga melakukan upaya serupa terkait progam link and match ini. Perusahaan yang bergerak di berbagai sektor itu juga menjalin kerjasama dengan SMK-SMK di wilayah sekitarnya.
“Semen Gresik mendukung program ini. Ini bagian upaya kita meningkatkan keterampilan dan juga kompetensi anak didik SMK agar sesuai dengan kebutuhan industri,” kata Kepala Departemen Pendukung Operasional PT Semen Gresik, Gatot Mardiana, Kamis (28/2).
Terkait progam link and match ini, Semen Gresik menggandeng enam SMK di Kabupaten Rembang. Yakni SMK N 1 Gunem, SMK N 1 Sumber, SMK N 2 Rembang, SMK Taruna Bulu, SMK Muhammadiyah Lasem dan SMK Annuroniyah Sulang.
Selain penandatanganan MoU, juga ada penyerahan hibah bantuan dari Semen Gresik berupa mesin dan peralatan penunjang praktek kejuruan senilai Rp100 juta untuk enam SMK tersebut.
Bergerak Cepat
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan mendukung penuh progam vokasi industri. Sebab saat ini industri bergerak cepat sekali. Jika dunia pendidikan tidak bisa mengikuti dinamika tersebut maka akan semakin tertinggal dengan kebutuhan riil industri.
“Kurikulum tidak bisa lagi jalan di tempat. Semisal saja sepeda motor sekarang itu sudah pakai teknologi injeksi, kalau yang diajarkan mesin karburator pasti ketinggalan. Jateng punya banyak pendidikan vokasi makanya kita dukung penuh,” ujarnya.
Ganjar ingin pendidikan vokasi industri ini juga ramah terhadap kalangan penyandang disabilitas. Menurutnya jika diberi kesempatan, warga berkebutuhan khusus tersebut juga bisa menghasilkan karya yang menarik dan bernilai ekonomis.
“Batik yang saya pakai ini adalah hasil kreativitas anak-anak SLB. Makanya disabilitas juga harus diberi kesempatan,” pesan Ganjar Pranowo.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan sejak diluncurkan tahun 2017, progam pendidikan vokasi ini telah menjangkau wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan hingga Sulawesi. Tahun 2019, pihaknya mentargetkan ada 2.685 SMK yang menjalin kerjasama dengan kalangan industri.
“Kemenperin akan terus memfasilitasi kerja sama antara industri dengan SMK. Link and match ini merupakan salah satu progam yang diwujudkan secara konkret oleh Kemenperin untuk menyediakan 1 juta tenaga kerja tersertifikasi pada tahun ini,” jelasnya.
Airlangga Hartanto meyakini ketersediaan SDM kompeten akan mendongkrak daya saing industri nasional, terlebih saat era industri 4.0 seperti sekarang ini. Ujung proses itu diharapkan dapat memacu sektor industri Indonesia di kancah global.
Kemenperin, kata Airlangga akan memberikan insentif bagi perusahaan yang berperan aktif dalam pengembangan pendidikan vokasi.
Saat ini pemerintah sedang menyiapkan skema insentif fiskal super deductible tax berupa pengurangan penghasilan bruto sebesar 200 persen dari biaya yang dikeluarkan perusahaan.
“Ditargetkan PP dan PMK sebagai peraturan pelaksanaan insentif tersebut dapat terbit pada Maret 2019. Selain insentif fiskal, kami juga menyediakan insentif nonfiskal berupa penyediaan tenaga kerja kompeten melalui Diklat Sistem 3 in 1 dan Progam Diploma I Industri bagi perusahaan yang terlibat dalam pendidikan vokasi industri,” tandas Airlangga Hartanto.
suarabaru.id/Tony RS