MAGELANG – Proyek-proyek pembangunan Kota Magelang tahun 2018, Rabu (13/2) akan diresmikan Wali Kota Sigit Widyonindito. Lokasi peresmian di Taman Bersih Kotaku Santun Masyarakatnya (BKSM) di Jalan Diponegoro. Sedikitnya 11 kegiatan strategis dan monumental yang dilaksanakan tahun 2018.
Ke-11 proyek itu antara lain jalan sodetan Jalan Sarwo Edhie dan Jalan Jenderal Sudirman, lanskap taman sebelah jalan sodetan, monumen tanah air persatuan, gardu pandang DPUPR dan gardu pandang Disporapar, serta gedung rawat inap kelas 3 RSUD Tidar.
Berikutnya gedung pelayanan RSUD Tidar, rumah dinas Ketua DPRD Kota Magelang, pembangunan Jalan Diponegoro, pembangunan Jalan Pahlawan, lapangan tenis indoor dan Rusunawa 58 unit serta Rusus 50 unit di Kelurahan Wates. Sementara total kegiatan sebanyak 2.722 kegiatan dan 485 program dengan alokasi anggaran Rp 732,172 miliar.
Kepala Bagian Pembangunan Setda Kota Magelang, Agus Satiyo Hariyadi mengatakan, setelah diresmikan, segala fasilitas infrastruktur bisa segera dioperasikan. Bahkan, sebelum peresmian ada hasil pembangunan yang sudah digunakan, yakni jalan sodetan.
‘’Jalan sodetan dengan anggaran Rp 3,5 M (APBD 2017 dan 2018) ini sudah diresmikan bulan Mei 2018. Kendaraan sudah bisa memanfaatkan jalan yang diharap dapat mengurai kemacetan yang sering terjadi di kawasan persimpangan Artos Mall ini,’’ katanya di kantornya, kemarin.
Menurutnya, beragam proyek strategis dan monumental ini tidak lepas dari terus meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD). Peningkatan PAD tidak lepas dari peran masyarakat dalam mendukung program pemerintah.
Sebagai gambaran, lanjutnya, dalam lima tahun terakhir, PAD Kota Magelang terus meningkat. Tahun 2014 lalu sebesar Rp 164,906 miliar, tahun 2015 Rp 186,677 miliar, tahun 2016 Rp 220,217 miliar, tahun 2017 Rp 233,539 miliar dan tahun 2018 sebesar Rp 247,964 miliar. ‘’Selama lima tahun ini, PAD kita naik sebesar Rp 83,05 miliar atau 150 persen,’’ tuturnya. Dampak dari kenaikan PAD ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dalam bentuk bertambahnya program dan kegiatan pembangunan. Masyarakat juga dapat merasakan manfaat lebih banyak dari porsi belanja langsung yang lebih besar dari belanja tidak langsung.
Hal ini mengingat, struktur belanja Pemkot Magelang sejak tahun 2016 belanja langsung lebih tinggi dibanding belanja tidak langsung. Kalau tahun 2016 belanja langsung sebesar 57,51 persen dan belanja tidak langsung 42,49 persen, maka di tahun 2018 belanja langsung lebih tinggi lagi, yakni 68,6 persen dan belanja tak langsung hanya 31,4 persen.
‘’Artinya, belanja langsung yang digunakan sebagai belanja publik lebih besar dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. Maka, kami berharap fasilitas yang telah dibangun dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan dapat memberi manfaat lebih,” terangnya. (Suarabaru.id/dh).