JEPARA- Wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa pada libur akhir tahun 2018 lalu disinyalir berkurang. Ada banyak factor yang menyebabkan hal ini terjadi. Diantaranya adalah masalah cuaca di perairan Utara Jepara dan issu bencana tsunami yang sempat melanda Jawa Barat.
Arwin Pandu, yang mengelola salah satu biro wisata ke Karimunjawa menyatakan, pada libur akhir tahun ini pihaknya mengalami penurunan jumlah wisatawan. Banyak wisatawan yang akhirnya membatalkan rencana ke Karimunjawa. Meski sudah membayar sejumlah uang untuk DP (Down Payment), namun uang itu sudah terlanjur dibelikan tiket kapal ke Karimunjawa.
Dibandingkan tahun sebelumnya, jelas ada penurunan yang signifikan menurutnya. Tahun lalu, 3 bulan sebelum Desember, semua tiket pelayaran yang dijadwalkan melayani jalur Karimunjawa-Jepara PP sudah habis terjual. Tapi pada tahun ini, baru sekitar 2 pekan sebelum masa liburan akhir tahun ada banyak permintaan. Setelah itu banyak yang akhirnya membatalkan rencana.
“Ya dibilang rugi ya bisa saja. Soalnya uang muka dari calon wisatawan juga sudah kami belikan tiket kapal. Kalau tidak jadi berangkat, tiket akhirnya juga hangus. Jadi ya lesu lah untuk libur akhir tahun ini,” ujar Arwin Pandu memberikan gambaran.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Biro Wisata Karimunjawa, Arif Setiawan juga membenarkan hal ini. Menurutnya jumlah wisatawan yang datang pada liburan akhir tahun 2018 mengalami penurunan. Prosentasenya bahkan mencapai 40-an persen dibading tahun sebelumnya. Praktis hal ini membuat para pengelola biro wisata Karimunjawa, mengalami penunurnan omset pendapatan.
Cuaca buruk di perairan Utara Jepara, sebenarnya sudah biasa terjadi. Sehingga ada penundaan pelayaran atau penutupan sementara pelayaran dari dan ke Karimunjawa. Namun pada akhir tahun lalu, situasi menjadi lebih buruk ketika terjadi bencana tsunami di Jawa Barat. Kabar bencana ini membuat psikologis para calon wisatawan menjadi terpengaruh.
“Adanya tsunami di Jawa Barat, membuat banyak calon wisatawan membatalkan rencananya berkunjung ke Karimunjawa. Ini benar terjadi. Banyak yang membatalkan rencana usai terjadi tsunami itu. Mungkin mereka kuatir hal yang sama terjadi saat mereka berada di Karimunjawa,” ujar Arif Setiawan, Rabu (9/1).(suarabaru.id/bud)