BLORA – Cuaca sedikit mendung mengiringi prosesi kirab budaya peringatan Hari Jadi Kabupaten Blora ke-269, Selasa (11/12), melibatkan semua pejabat mulai Bupati, Wabup, anggota DPRD, OPD, camat, lurah, kades, dan seniman.
Warga antusias menyaksikan prosesi kirab, memadati sepanjang rute kirab dari rumah dinas bupati, sepanjang jalan Pemuda, hingga kawasan Blok T Kota Blora.
Membludaknya penonton, menjadikan rute kirab semakin menyempit, karena penonton terus berdatangan, dan ingin melihat dari dekat jalannya prosesi kirab setahun sekali itu.
“Saya bersama tetangga berangkat jam 06:30 WIB, ingin lihat kirab ini, dan bisa salaman dengan Pak Bupati Kokok,” ungkap Sudaryanti (22), warga Todanan, Kecamatan Todanan, Blora.
Tanto (18), Yudi (18), Ranti (17), dan belasan pelajar dari Banjarerjo, juga antusias hadir menyaksikan jalannya kirab budaya. Mereka diberi izin sekolah datang ke Blora untuk menonton langsung jalannya prosesi kirab budaya. “Menarik sekali, pakainnya seperti zaman kerajaan dulu,” kata Yudi.
Prosesi kirab berjalan tertib. Selain pusaka kuna, sejumlah ‘piyandel’ lain yang dikeramatkan, tombak dan pusaka bersejarah milik Pemkab terkait berdirinya kabupaten bersemboyan Blora Mustika, juga ikut dikirab.
Rebutan
Di barisan kirab beriringan Bupati H Djoko Nugroho/istri, Wakil Bupati H Arief Rohman/isteri, pejabat Forkompinda (Kapolres, Dandim, Kajari, dan PN semua bersama isteri/suami).
Tampak para pimpinan, anggota DPRD, sekretratiat dewan, pejabat Pemkab, camat, para kades, lurah, perwakilan warga, dan seniman iku ikut meramaikan kirab budaya.
Hanya saja, kirab kali ini pakaian yang dikenakan Bupati Blora agak berbeda dengan kirab tahun sebelumnya, karena celananya tampak separoh warna biru tua, mirip indentitas warna salah satu partai politik.
Dibelakangnya lagi, para pejabat pemkab dipimpin Sekda Komang Gede Irawadi dari jajaran organisasi pernagkat daerah (OPD), camat, lurah, kades, tomas, toga, dan seniman.
Menariknya, baru berjalan keluar dari pendapa kabupaten, gunungan dari bahan makanan lokal seperti polo pendem, buah, dan sayuran, sudah jadi rebutan warga.
Rute kirab dari pendapa, alun-alun, jalan Pemuda hingga Blok T (pusat jajan). Jalur kirab ditutup selama sekitar lima jam mulai pukul 07.30 hingga 12.00 WIB.
Urutan paling heroik, adalah ketika tim-tim seni barong asli Blora dengan seniman pendamping bertutup wajah penthol beraksi, ada yang tipe wajah serem, kereng, lucu, dan kemayu.
Secara umum, kirab budaya kali ini tidak ada perubahan kirab sebelumnya, namun warga tetap antusias dan terhibur menyaksikan prosesi berjalan perlahan. Di sepanjang kirab, bupati dan wakil bupati sering berhenti untuk memberikan waktu melayani permintaan jabat tangan, dan sesekali foto bersama.(suarabaru.id/wahono)