blank
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito foto bersama atlet tenis lapangan yang mengikuti Indonesia National Training Camp, (Suarabaru.id/dok)

 

MAGELANG- Prestasi atlet tenis lapangan selama beberapa tahun terakhir belum mampu bersinar, baik di tingkat regional maupun nasional.

Penegasan itu disampaikan Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito, saat membuka Indonesia National Training Camp untuk atlet tenis lapangan usia 12 tahun di GOR Tenis Indoor Armada, kemarin.

‘’Terus terang di tingkat regional maupun nasional, (atlet tenis lapangan) belum berbicara secara signifikan. Apalagi di tingkat Asia,’’ ungkapnya.

Untuk menciptakan atlet-atlet potensial, kata dia, tidak bisa dilakukan secara instan. Harus melalui proses panjang yang dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan.

‘’Seperti training camp ini. Jadi anak-anak disiapkan dan  dilatih. Tidak lain untuk mempersiapkan generasi terbaik tenis di Indonesia,’’ tuturnya.

Sigit berharap, anak-anak peserta training camp bisa mengambil ilmu dari para atlet tenis lapangan yang sempat jaya pada masanya. Seperti Hardiman, Yus Tejo, Martina, Yayuk Basuki, dan lainnya.

‘’Mereka tidak tanggung-tanggung dalam menggeluti olahraga tenis lapangan. Dibutuhkan tanggung jawab besar, disiplin, kemauan keras. Semoga saja pertenisan nasional semakin maju, diperhitungkan seperti waktu dulu,’’ harapnya.

Wakil Ketua Bidang Pembinaan Pengurus Besar Persatuan Tenis Lapangan Seluruh Indonesia (PB PELTI), Dedi Prasetyo menjelaskan, Indonesia Training Camp  merupakan program jangka panjang PB PELTI.

‘’Melalui training camp ini kita membina anak-anak usia 16 tahun ke bawah. Yaitu kelompok usia 16 tahun, 14 tahun dan 12 tahun. Anak-anak ini berasal dari seluruh Indonesia,’’ jelas Dedi.

Kegiatan ini, tambah Dedi, bertujuan untuk meningkatkan kualitas skiil secara komprehensif, baik fisik, taktik, maupun mental para pemain. Para peserta akan diberikan pelatihan hingga 5 Desember 2018 di Lapangan PELTI Kota Magelang. ‘’Biar anak-anak tahu metode untuk meningkatkan permainan seperti apa,’’ terangnya.

Training camp diikuti oleh anak-anak pilihan yang memiliki kemampuan bagus dalam bidang olehraga tenis lapangan.

‘’Bukan anak-anak pilihan yang peringkat 1 atau 2, tetapi anak-anak yang kemampuannya terus berkembang. Peringkat 1 atau 2 itu bukan jaminan, kalau peringkat tidak konsisten atau berkembang ya kalah,’’ tegasnya. (Suarabaru.id/dh)