blank
Ratusan ikan yang berenang bebas, ikut memberikan nilai lebih dalam pembuatan foto yang eksotis di dalam air di Umbul Ponggok, Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jateng.(suarabaru.id/bp)

KLATEN – Kalimat berbahasa Inggris: Dive before you die (menyelamlah sebelum kamu meninggal) ini, terasa bombastis untuk mempromosikan potensi obyek wisata tirta Umbul Ponggok, di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jateng. Tapi kalimat bombastis yang bernada promotif ‘Sebelum ajal menjemput, menyelamlah di Umbul Ponggok’ tersebut, tercetak pada kaos souvenir yang dijual bebas pada kedai-kedai cenderamata di depan obyek wisata Umbul Ponggok.

Destinasi wisata air Umbul Ponggok, bagai tengah naik pamor, karena informasinya viral di media sosial (medsos), dan terpublikasikan secara luas melalui tayangan di stasiun televisi swasta di Tanah Air. Ini terkait dengan upaya kreatif pengembangan Umbul Ponggok, yang manajemennya ditangani oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri, dan mampu menghasilkan pendapatan Rp 14 miliar per tahunnya.
Jumlah pendapatan itu, tentu saja termasuk besar untuk ukuran sebuah desa. Yang menarik, dari perolehan pendapatan retribusi wisata air ini, sebagian dipakai untuk memberikan bantuan beasiswa warganya yang melanjutkan kuliah di jenjang perguruan tinggi, utamanya dari keluarga tidak mampu. Juga untuk membayar premi asuransi bagi penduduk, yang selama ini masih kesingsal karena tidak disertakan dalam asuransi jaminan kesehatan. Dampak dari multiplier effect pengembangan wisata tirta Umbul Ponggok, juga mampu menumbuhkan serangkaian sektor usaha kreatif ekonomis, termasuk usaha kecil menengah yang berprospek finansial.

Produk makanan kecil (snack) prastel ikan nila hasil olahan ibu-ibu PKK Desa Ponggok misalnya. Produk camilan ini, ikut disertakan dalam akumulasi penjualan tiket masuk yang per orang dipatok Rp 15 ribu. Sehingga, kepada semua pengunjung diberikan masing-masing satu kantong ukuran mini makanan kecil jenis camilan prastel ikan nila, yang dikemas dalam bungkus plastik yang menarik.

Para pelancong untuk mencapai destinasi wisata air Umbul Ponggok, dapat menempuhnya dari arah Yogyakarta atau Solo. Setelah tiba di traffic light Sub Terminal Penggung, belok ke utara menempuh jalan beraspal sejauh sekitar 2 Kilometer (Km). Lokasinya mudah dijangkau, karena dipasangi rambu-rambu petunjuk. Warga pun menyambut kedatangan pelancong dengan sikap ramah. Tukang parkir Pama (50) misalnya, sigap melakukan pelayanan model jemput bola untuk mengarahkan kedatangan mobil pelancong, guna dipilihkan tempat parkir di pekarangan kosong warga atau ke gang-gang jalan yang berada tidak jauh dari obyek Umbul Ponggok.

Melalui mesin pelantang suara, petugas operator di meja layanan wisata, memanggil nama pengunjung yang berminat melakukan snorkel penyelaman untuk membuat dokumen foto bawah air. ”Permisi Bapak, nanti yang memandu pengambilan foto bawah air saya,” tutur Bagus (25) photografer under water yang mengenakan busana diving ketat. Sebelum mencebur ke kolam Umbul Ponggok, pengunjung dapat lebih dulu memilih asesoreies untuk kelengkapan fotonya. Ada ayunan, tempat duduk berlambang love daun waru, aneka sepeda motor dan sepeda pancal. Kepada setiap peminat foto bawah air, ditanyakan apakah dapat berenang ? Kalau tidak dapat berenang, disarankan untuk melengkapinya dengan menyewa rompi jaket pelampung. Ini dilakukan dalam upaya mewujudkan keselamatan. Sebab kolam Umbul Naga yang memiliki luas sekitar 1.500 Meter Persegi (M2) tersebut, mempunyai kedalaman 2 sampai 3 Meter.

Jepretan foto bawah air di Umbul Ponggok memang eksotis. Sebab, mengabadikan obyek utama (pelancong) lengkap dengan asesoriesnya, dan ribuan ikan yang berenang bebas mengitarinya. Bahkan ada muda-mudi calon pengantin, yang secara sensasional membuat foto prewedding-nya di bawah air Umbul Ponggok.(suarabaru.id/bp)