BLORA – Bupati Blora H. Djoko Nugroho, bertekat bandar udara (Bandara) Cepu bisa beroperasi pada 2020 depan, sehingga diperlukan langkah cepat dalam merealisasi pembebasan tanah.
Untuk keperluan itu, tim percepatan reaktivasi telah menyiapkan perubahan masterplan pembangunan bandara, yakni sebagai dasar pelaksanaan pembebasan lahan tambahan.
“Tim reaktivasi bandara harus terus bersinergi dengan pihak terkait, khususnya Pemprov Jateng,” jelasnya saat mensuport atlet Blora yang berlaga di Porprov Jateng XV kemarin.
Selain itu, lanjutnya, dalam berbagai kesempatan Bupati Blora selalu melaporkan perkembangan Bandara Cepu pada Gubernur Jawa Tengah.
Bahkan dalam hal-hal lain, seperti sebagai venue cabang olahraha aeoromodelling Porprov XV, juga disampaikan pada Gubenur Jateng.
“Terkait pembebasan lahan tambahan, secara resmi akan kami konsultasi ke Pak Gubernur,” tandas Djoko Nugroho.
Sebelumnya dalam rapat bersama Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Trunojoyo, Indra Triyantono, sebagai satuan pelaksana pembangunan Bandara Cepu dari Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub RI, Bupati menginginkan pembebasan lahan bisa segera dilakukan.
Akses Jalan
Menurut Bupati Blora, saat ini lahan yang ada baru untuk perpanjangan landasan pacu saja, perlu lahan untuk akses jalan masuk dan terminal yang luasannya harus diperinci.
Sedangkan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Trunojoyo, Indra Triyantono, berharap bandara Cepu didarati pesawat jenis ATR-72.
Untuk mewujudkan rencana itu, minimal pada tahapan awal ada pembebasan lahan baru minimal seluas 6,2 hektar, lahan yang berada gandeng dengan asset lama.
Menurutnya, lahan 6,2 hektar ini bentuknya seperti apa, dan posisinya bagaimana, harus dimasukkan dalam masterplan dahulu.
Jadi, lanjutnya, agar dalam pembebasan lahannya bisa jelas, harus dimasukkan dalam master plan, karena pembasan lahan akan dilakukan bersama Pemkab dan Pemprov.
Perlu diketahui, perencanaan tahap I Bandata Cepu dengan runway 1650 m x 30 m, sehingga bisa didarati dengan pesawat Turbo Propeler ATR72-600 (buatan Perancis-Itali).
Tahap II dengan runway 1850 m x 45 m, dengan pesawat Turbo Fan Embraer 195 (buatan Brasil), kemudian tahap III, dengan runway 2500 m x 45 m dengan pesawat Turbo Fan B737-NG (buatan Amerika Serikat).
Masih menurut Indra Triyantono, bahwa pada 2019 nanti pihaknya dari Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Trunojoyo telah menganggarkan anggaran sebesar Rp 40 miliar dari APBN untuk melakukan overlay dan perpanjangan landasan.
Sedangkan tahun ini, sedang berlangsung proses pemagaran keliling aset tanah bekas bandara lama.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah, H. Hadi Santoso, menyatakan kesediaannya mendukung dan mengawal proses pembangunan Bandara Cepu, Blora.(suarabaru.id/wahono)