WONOGIRI – Untuk memeriahkan peringatan HUT Ke 15 SMP Negeri 4 Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Sabtu malam (15/9), digelar pentas wayang kulit lakon Adon-adon Rajamala yang dikemas dalam sinopsis ‘Tunggal Karsa Mbrasta Angkara’. Disajikan dalam pentas kolaborasi dengan wayang wong, dan dimainkan oleh kuartet dalang, yakni Kasek SMP 4 Pracimantoro Ki Agus ‘Ganteng’ Sumarno, bersama tiga dalang muda yakni Alif, Pandam dan Ribut.
Pagelaran wayang kulit ini, didukung oleh para seniman pengrawit dari group Kencana Lars yang pemainnya adalah para siswa SMP Negeri 4 Pracimantoro, yang sering menjadi langganan juara dalam festival seni karawitan. Sajian Lakon Adon-adon Rajamala, ditampilkan dalam tontonan yang spesial, karena berkolaborasi dengan tarian wayang wong (orang) yang dimainkan para siswa SMKI Surakarta. Utamanya ketika menampilkan tarian Raseksa dalam perang gagal, dan pada episode Perang Kembang Bambangan-Cakil. Ikut hadir Danramil-13 Pracimantoro yang diwakili Pelda Arifin dan Serda Nardi, Kapolsek diwakili Ipda Agus dan Aiptu Sugeng, Kades Wonodadi Sutrisno dan para tokoh masyarakat.
Pentas wayang kulit yang dikolaborasikan dengan wayang orang ini, menjadi kreativitas garapan baru dalam menyajikan tontonan agar menarik bagi ratusan pengunjung yang memadati arena pentas di halaman SMP Negeri 4 Pracimantoro. Llokasi gedung SMP negeri 4 Pracimantoro, berada di Desa Wonodadi Kecamatan Pracimantoro (sekitar 40 Kilometer arah barat daya Kota Wonogiri) tersebut. ”Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah peduli memberikan bantuan dalam mendukung suskesnya pagelaran,” tegas Kasek SMP Negeri 4 Pracimantoro, Agus ‘Ganteng’ Sumarno.
Kasek Agus yang mahir mendalang ini, berharap wayang kulit dan karawitan sebagai kesenian adi luhung peninggalan nenek moyang, dapat dilestarikan dan tidak hilang tergerus oleh kemajuan zaman. Terkait ini, SMP Negeri 4 Pracimantoro, dengan program Kelas Seni, berusaha konsisten mendidik siswa berbakat seni dan siap melatih seni karawitan kepada para murid, untuk diantarkan menjadi seniman pengrawit muda sebagai insan seniman pelestari budaya bangsa.
Lakon Adon-adon Rajamala yang dikemas dalam sinopsis ‘Tunggal Karsa Mbrasta Angkara’ ini, mengambil seting Kerajaan Wiratha dengan Raja Prabu Matswapati. Ketika itu, Patih Kencakarupa menagih janji Prabu Matswapati karena dulu berjasa menyelamatkan Wiratha serbuan Prabu Susarma dari Kerajaan Trigarta. Kepada Prabu Matswapati, Patih Kencakarupa meminta pertunjukan tontontan adu manusia, dengan taruhan manakala jago Prabu Matswapati kalah, Kerajaan Wiratha diserahkan kepada Kencakarupa. Dalam adu manusia ini, Kencakarupa mengajukan jago Rajamala, kemudian pihak Wiratha mengajukan jago Bilawa (Bima/Bratasena). Adu tading manusia ini, sebenarnya merupakan strategi persengkongkolan Kencakarupa bersama Rupa Kencaka dan Rajamala, dalam menyusun taktik untuk merebut Kerajaan Wiratha dari Prabu Matswapati. Tapi itu gagal, karena Rajamala bersama Kencakarupa dan Rupakencaka, mati terbunuh oleh Bilawa.(suarabaru.id/bp)