BLORA – Musibah kebakaran yang menghanguskan rumah milik delapan kepala keluarga (KK) di Kadengan, Desa Kamolan, Kecamatan Blora Kota, pada Minggu (9/9), mengundang empati banyak pihak untuk memberikan bantuan.
Tidak hanya batuan sembako, uang, dan barang lainnya, namun ada yang datang bergotong royong membersihkan puing-puing bekas kebakaran, sampai bantuan berupa pendirian tenda darurat Kementerian Sosial (Kemensos).
Bantuan terbaru datang Jumat (14/9), dari jajaran Polsek Kota Blora, datang bersama anggota Bhayangkari untuk memberikan bantuan sembako, makanan cepat saji, dan barang perabotan rumah tangga untuk korban kebakaan.
“Bantuan kami tidak seberapa, namun kami peduli, dan merasa ikut perihatin dengan derita para korban kebakaran,” jelas Kapolsek Kota Blora, AMKP Agus Budiyana.
Sebelumnya, jajaran Kodim 0721/Blora dipimpin Dandim Letkol (Inf) Ryzadly Syahrazzy Themba, mengirim bantuan sembako, dan tenaga kebersihan dari anggota TNI kepada para korban kebakaran.
Pelayanan Kesehatan
Tim relawan dari PMI Kabupaten Blora juga datang menyalurkan bantuan, selain sembako, dan peralatan masak, juga mengirim bantuan obat-obatan.
“Kami salurkan beragam sembako, pakaian, pelayanan kesehatan gratis, dan membantu membersihkan jerami sisa kebakaran,” jelas Ketua PMI Kabupaten Blora, H. Sutikno Slamet.
Beberapa relawan dari berbagai organisasi pemerintahan dan organisasi masyarakat, juga datang memberikan bantuan guna meringankan beban korban kebakaran yang disebabkan bediang ini.
Kepala Desa Kamolan, Sujadi mengucapkan terimakasih kepada seluruh organisasi atau relawan yang telah memberikan bantuan tenaga, moril, maupun materiil kepada warganya yang tertimpa musibah.
“Alhamdulillah banyak yang peduli dengan warga kami yang menjadi korban kebakaran. Semoga kebaikannya kelak dibalas oleh Allah SWT,” kata Sujadi.
Diberitakan sebelunya, kebakaran hebat yang dipicu api bediang (api penghangat ternak), terjadi Minggu siang lalu itu, dengan kerugian mencapai Rp 900 juta
Korban kebakaran meleluluhlantahkan rumah dan harta benda milik delapan kepala keluarga (bukan tiga KK seperti beritakanbelumnya), masing-masing milik Slamet, Suparno, Dasir, Darwih, Mijah, Mujiati, Ngarimin, dan Ngadinah.(suarabaru.id/wahono)