BLORA – Rawan roboh, dan mengancam jaringan listrik, PT PLN (Persero) Rayon Blora mengantisipasinya dengan tebang pohon pinggir jalan Seso-Sayuran.
Penebangan pohon turus jalan itu, dilakukan bersama petugas DPUR dan BPKAD Kabupaten Blora, dimulai Rabu (15/8).
“Pohon-pohon itu sudah ndoyong, dan mengancam serius jaringan listrik,” jelas Manager PT PLN Rayon Blora, Mahfud Sungadi.
Pohon-pohon yang harus ditebang itu, sedikitnya 39 tegakan, dengan kondisi miring dan nyaris roboh.
Selain ndoyong dan rawan roboh, lanjut Mahfud, pohon itu harus digusur karena proyek pembetonan (rigit pavement) jalan kabupaten Seso-Sayuran, Kecamatan Jepon.
Mahfud menambahkan, penengan pohon dilaksanakan bersama dengan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUR) dan Badan Pendapatan Keuangan Aset Daerah (BPKAD).
Tidak hanya asal tebang rawan roboh, tujuanya utama meningkatkan kualitas pelayanan, dan mengurangi gangguan listrik.
Selain itu, lanjutnya, perawatan dengan perabasan dan pemotongan pohon juga untuk menjaga keselamatan ketenagalistrikan (K2), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta meningkatkan kehandalan listrik.
Ditambahkan Mahfud, langkah preventif harus dilakukan untuk mencegah terjadinya potensi gangguan yang sewaktu-waktu menyebabkan listrik padam.
Berdasar data yang dicatat di PT PLN Rayon Blora, dari tahun ke tahun kehandalan supply tenaga listrik di wilayah kerjanya menunjukkan trend positif.
Manager PLN Rayon Blora mengakui, gangguan lain yang masih sering terjadi berupa angin, sambaran petir, gangguan alat proteksi (trip) akibat tertimpuk pohon atau ranting patah.
Selama ini petugas berusaha mengantisipasi seminimal mungkin gangguan listrik padam, petugas harus kerja keras melakukan perawatan rutin fasilitas jaringan.
Bahkan perabasan pohon, dan ranting yang berisiko menggangu jaringan, selama ini dilakukan rutin dengan pemotongan (rabas-rabas), tambahnya.
“Demi pelayanan terbaik kepada warga pelanggan, petugas gangguan kami bersiapa 24 jam,” tandas Mahfud Sungadi. (suarabaru.id/Hn)