SEMARANG – Tenaga bidan dituntut memiliki berbagai kompetensi, salah satunya memiliki kompetensi asuhan kebidanan pada anak dengan disabilitas.
Menurut Ketua Prodi D3 Kebidanan Unissula, Machfudloh SSiT MHK untuk bisa terampil dalam memberikan asuhan, calon bidan tidak cukup hanya diberikan materi di kelas, tetapi harus menghadapi kasus secara riil, sehingga prodinya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Di antaranya YPAC Semarang dalam bentuk praktik lapangan.
Keberlanjutan praktik mahasiswa Kebidanan Unissula ini akan terus berlanjut karena merupakan bagian dari kurikulum dan sudah ada MoU dengan YPAC Semarang.
Mahasiswa yang praktik saat ini adalah tingkat III semester 6 dengan lama praktik 9 minggu dan terbagi dalam 9 kelompok. Sebelum pembekalan mahasiswa diserahterimakan pada pihak YPAC, yang diterima oleh pengurus Diklat Waryono, dilanjutkan dengan pemberian pembekalan di Aula YPAC oleh pembimbing dari YPAC.
Pembekalan tersebut dilakukan supaya mahasiswa mengerti kondisi anak-anak disabilitas di YPAC, mengerti kegiatan yang sudah dilakukan dan target apa saja yang akan dikerjakan selama belajar, kata Pudji Astuti SPsi Psikolog dan Kepala Bagian Poliklinik.
Selain praktik berbagai kegiatan yang telah dilakukan antara lain memperingati HUT YPAC, jalan sehat bersama anak-anak disabilitas dan mahasiswa kebidanan. Dilaksanakan Sabtu, 21 April 2018 yang juga dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dr Julianto Prabowo MKes.
Acara lainnya seminar bagi orang tua siswa dengan disabilitas pada Kamis, 2 Mei 2018, yang dihadiri oleh Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Drs Tommi Yarmawan Said.
Berbagai materi berkaitan dengan disabilitas disampaikan oleh beberapa pakar, Dr dr Febe Christianto SpGK (ahli gizi), dr Fitri Hartanto SpA (K) (ahli tumbuh kembang), dr Alifia Fitrikasari SpKJ (K) (psikiatri) dengan moderator dr Bambang Sudarmanto SpA (K) MARS.(SMNet.com)