ABU DHABI – Piala Asia 2019 di Uni Emirat Arab (UEA) akan mulai bergulir pada Sabtu (5/1). Pada laga pembuka tuan rumah UEA ditantang Bahrain di Stadion Zayed Sports City, Abu Dhabi. Mulai tahun ini Asian Cup akan menggunakan format baru. Untuk kali pertama sepanjang sejarah, Piala Asia bakal diikuti 24 tim. Sebelumnya, peserta hanya 16 negara saja.
Perubahan jumlah peserta merupakan sinyal positif bagi perkembangan sepak bola Asia. Dengan begitu, negara-negara yang belum pernah ikut mempunyai kesempatan lebih untuk bersaing.
Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) juga akan menggunakan teknologi video assistant referee (VAR) untuk kali pertama. Ini mengikuti jejak Piala Dunia Rusia 2018. VAR dimaksudkan untuk membantu kerja wasit di lapangan. Di UEA, AFC mengizinkan penerapan empat kali pergantian pemain. Hanya, pergantian keempat boleh dilakukan saat babak tambahan waktu. Artinya, pergantian keempat cuma berlaku pada fase gugur.
Satu lagi perubahan penting adalah tak ada lagi perebutan tempat ketiga. Pada Piala Asia terdahulu, dua tim yang kalah pada semifinal bakal bertanding untuk perebutan tempat ketiga. Perubahan ini mengadopsi Piala Eropa. Perubahan desain trofi pun dilakukan. Pada turnamen kali ini hanya menggunakan satu desain trofi saja. Presiden AFC Salman bin Ebrahim Al Khalifa menyatakan sudah waktunya untuk perubahan. Menurut dia, desain baru itu mewakili masa depan yang cerah bagi Piala Asia.
Sementara itu, UEA bertekad meraih tiga angka pada laga pembuka melawan Bahrain. Kekuatan pasukan tuan rumah diperhitungkan salah satunya dengan kehadiran pelatih asal Italia, Alberto Zaccheroni. Sayang, Zaccheroni harus kehilangan bintangnya, yakni Omar Abdulrahman. Gelandang lincah ini harus keluar dari skuad lantaran mengalami cedera kaki. Posisi Omar digantikan Ismail Al Hammadi. Bahrain, yang dilatih Miroslav Soukup, mengandalkan kreativitas gelandang Abdulwahab Ali Alsafi. Alsafi diharapkan mampu mendukung Abdulla Yusuf Helal sebagai target man. (rr)