BLORA – Proyek Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) pipa jaringan distribusi utama (JDU) yang memanjang dari DAS Bengawan Solo ke Kota Blora, sedang diujicoba, dan berjalan lancar dengan debit air sekitar 35 liter perdetik.
Sayangnya, saat ini kondisi air sungai Bengawan Solo sedang keruh, kotor, dan banyak limbah mengalir dari hulu (atas), untuk sementara pengaliran ke menara air di Kota Blora dihentikan.
“Ujicoba pengaliran dihentikan, air Bengawan Solo sedang keruh dan kotor,” beber Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Blora, Yan Riya Pramono, Jumat (4/1).
Sampai kapan pengaliran dibuka lagi, Yan Riya mengaku belum bisa memastikan, karena semua tergantung air baku dari Bengawan Solo layak diolah atau tidak.
“Tentu kalau air baku sudah layak diolah, bisa kemebali dialirkan,” katanya.
Menurut Dirut PDAM Tirta Amerta, saat ini mamang sedang fokus pada ujicoba JDU, jaringan pipa yang connect ke menara air sejak akhir Desember 2018.
Tujuh Titik
Sementara ini untuk pipa induk yang mengalirkan air ke tiga kecamatan, masing-masing Kecamatan Sambong, Jiken, dan Jepon, ujicoba baru dimulai Jumat (4/1).
Pantauan di Jepon, ujicoba pipa induk untuk tiga kecamatan ada kendala berupa bocor di tujuh titik, bocoran sudah didata pihak pelaksana proyek SPAM, dan akan dibenahi.
“Saat ujicobam terdapat kebocoran di tujuh titik, nanti segera akan dibenahi,” kata Yan Riya Pramono.
Seperti diberitakan sebelumnya, proyek SPAM bantuan pemerintah pusat berbiaya Rp 135 miliar, digarap sejak 2014 oleh PT. Hutama Karya (HK), dan diujicoba Desember 2018.
Untuk sampai di menara air Blora, JDU atau pipa induk sepanjang 42 kilometer itu dilengkapi intake berlokasi di Cepu, dan dua boster pendorong air di Sambong dan Jiken.Proyek multi year tersebut, mulai digarap sejak 2014, melintasi lima kecamatan (Cepu, Sambong, Jiken, Jepon, Blora ). Diproyeksikan bisa melayani kebutuhan air untuk 8.000 kepala keluarga (KK) berkapasitas 200 liter/detik. (suarabaru.id/wahono)