PACITAN – Belakangan ini, di tayangan pesawat televisi, dimunculkan running tex atau tulisan berjalan: ”Potensi ombak setinggi 4 Meter di laut Jawa bagian selatan.” Berkaitan ini, maka para penjaga pantai (lifeguard) yang bertugas di Pantai Teleng Ria, Kabupaten Pacitan, Jatim, cukup aktif menyerukan peringatan keselamatan. Seruannya, dikumandangkan melalui mesin pelantang suara dari gardu penjaga pantai.
Sesekali personel penjaga pantai melakukan patroli mendekati para pelancong yang mandi laut untuk memberikan peringatan secara langsung, lengkap dengan isyarat bunyi peluit yang ditiupnya. Tujuannya, agar para pengunjung yang mandi di pantai, tidak terlalu ke tengah, karena berbahaya bila sewaktu-waktu datang ombak besar. Meskipun di bibir pantai, sebenarnya telah dipancangkan papan peringatan larangan berenang ‘dangerous for swimming,’ tapi pelancong yang ingin memuaskan diri mandi air laut, sering mengabaikan peringatan larangan tersebut.
Menyikapi ulah para pelancong yang mengabaikan aspek keselamatan ini, menjadikan para relawan pengamanan laut dari Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, senantiasa siaga di tempat lengkap dengan fasilitas jet sky, speed boat dan perahu penolong lengkap dengan jaket pelampung, tali dan kelengkapan safety lainnya. ”Bapak, ibu, saudara-saudara semua para pengunjung Pantai Teleng Ria, kami imbau jangan berenang ke arah tengah, berbahaya, bila sewaktu-waktu datang ombak besar. Tolong semuanya dapat menepi,” seru petugas penjaga pantai melalui mesin pelantang suara.
Ombak di sepanjang Pantai Pacitan, Jatim, utamanya di Pantai Teleng Ria, memang terkenal bagi kalangan peselancar lokal maupun manca negara. Bahkan sering diselenggarakan kejuaraan surfing tingkat internasional tiap tahunnya. Di pantai ini, pengunjung dapat belajar bagaimana caranya berselancar untuk pemula. Banyak tenaga trainer yang siap mengajarkan dan memandunya. Tapi berkaitan dengan adanya peringatan gelombang tinggi, untuk kegiatan pelatihan surfing hanya diberikan tatkala ombak bersahabat.
Bersamaan dengan libran Tahun Baru 2019, Pantai Teleng Ria banyak didatangi pelancong. Tidak hanya para muda-mudi yang datang, tapi banyak bapak ibu yang datang membawa serta putra-putrinya. Mereka suka cita mandi laut, sebagian berbasah-basah di tepi pantai, ada pula yang membuat lubang sumur-sumuran dan membuat aneka pantung dari pasir pantai basah. Sebagian pelancong, ada yang naik kereta kuda atau sepeda motor pantai beroda besar, untuk melakukan penyusuran tepi pantai yang membentang dari arah barat ke timur.
”Ongkosnya Rp 40 ribu,” tutur Darto, kusir kereta bendi asal Arjowinangun, Pacitan Kota. Dia punya dua ekor kuda dan satu kereta bendi. ”Ini saya beli dari Borobudur, Magelang,” ujarnya sembari menyebutkan harga kuda masing-masing Rp 15 juta er ekor dan harga kereta bendi Rp 3,5 juta. Untung (55), pelancong asal Kabupaten Wonogiri, datang ke Pantai Teleng Ria bersama istri dan dua anaknya, untuk berekreasi di hari liburan Tahun Baru 2019.
Tarip tiket di liburan Tahun Baru per orang Rp 25 ribu, ini jauh lebih mahal dibandingkan ketika hari biasa yang hanya Rp 10 ribu per orang.
”Setiap liburan dan ada event tambahan, tiketnya memang dinaikkan,” jelas Edi salah seorang portir yang berjaga di depan loket masuk. Bersamaan dengan liburan Tahun Baru 2019, disajikan hiburan tambahan musik orkes melayu (OM), menampilkan sejumlah biduan bintang tamu, seperti Ria Maharani, Cyntia Puspita, Ira Nada Ria dan lain-lain. Pelancong juga dapat berbasah-basah di arena water park yang lokasinya tidak jauh dari panggung Orkes Melayu, atau bersantai menikmati bekalnya di rerimbunan pohon cemara tepi pantai.(suarabaru.id/bp)