YOGYAKARTA, (SUARABARU.ID) – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X tidak menginginkan munculnya gelombang kedua penularan COVID-19 saat fase normal baru sehingga penerapannya harus penuh kehati-hatian.
“Kita harus hati-hati sekali. Harus cermat. Perlu pemahaman yang serius, agar ketika normal baru diberlakukan, jangan sampai ada periode kedua COVID-19,” kata Sultan memberikan arahan kepada Asosiasi Bisnis DIY untuk mempersiapkan normal baru di Ndalem Ageng, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa.
Sultan mengatakan saat ini memang sudah waktunya DIY menerapkan skenario normal baru untuk membangkitkan kembali geliat ekonomi masyarakat.
Meskipun demikian, Raja Keraton Yogyakarta ini juga tidak ingin terburu-buru menetapkan normal baru tanpa persiapan yang matang.
Sultan mengimbau para pelaku bisnis di DIY bisa menyiapkan serta disiplin menerapkan protokol pencegahan COVID-19 terutama untuk mengantisipasi adanya gelombang wisatawan yang akan datang ke DIY
“Harus bisa mengatur protokol kesehatan ya. Itu sangat penting, tidak hanya untuk tamu tapi untuk karyawan juga, bagaimana mengaturnya di kantor ya punya jarak dan sebagainya. Syarat normal baru kan kasus positif COVID-19 harus turun 50 persen sedangkan kita sudah turun 73 persen,” kata dia.
Penerapan skenario normal baru, kata dia, diharapkan mampu memberikan perubahan pada pertumbuhan ekonomi agar lebih baik dari sebelum pandemi.
Namun, ia meminta para pelaku bisnis juga harus bisa memperhitungkan dengan matang untuk membuka kembali usahanya. Jangan sampai bisnis justru semakin memburuk karena kurang perhitungan.
“Pembangunan kembali ekonomi di DIY harus kita lakukan bertahap. Jangan terlalu drastis karena sambil kita pantau perkembangannya, kita sambil belajar pada situasi. Dengan begitu tidak berisiko untuk masyarakat kecil,” kata Sultan.
Wagub DIY KGPAA Paku Alam X menambahkan persiapan kegiatan perekonomian memang harus dilakukan dengan serius karena beberapa sektor benar-benar terpengaruh.
Untuk itu, Paku Alam meminta asosiasi bisnis untuk bisa mempersiapkan standar operasional prosedur (SOP) dan protokol dengan serius dan sebaik-baiknya.
“Kita harus fokus pada bagaimana usaha-usaha perekonomian yang menyentuh langsung pada masyarakat level bawah. Tolong itu diperhatikan. Mereka harus diutamakan,” katanya.
Ant-Wahyu